REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi surat utang (obligasi) dan sukuk sejak awal tahun hingga awal semester kedua tahun ini mencapai sebesar Rp 60,51 triliun.
PH Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 BEI, Vera Florida dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin memaparkan bahwa jumlah itu bertambah seiring dengan pencatatan obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk.
Vera mengatakan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk mencatatkan obligasi berkelanjutan I tahap III tahun 2017 dengan nilai nominal sebesar Rp 754,500 triliun. Obligasi itu terdiri dari seri A (TELE01ACN3) dengan nilai nominal Rp 514,500 miliar dengan jangka waktu 370 hari kalender.
Sedangkan seri B (TELE01BCN3) dengan nilai nominal Rp 231 miliar berjangka waktu tiga tahun. "Hasil pemeringkatan untuk obligasi itu dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah idA (single A)," kata Vera.
Dengan pencatatan obligasi PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk itu, ia mengatakan, emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2017 di BEI adalah sebanyak 36 emisi dari 31 emiten senilai Rp 60,51 triliun.
Dengan demikian, lanjut dia, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 323 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 334,17 triliun dan 67,5 juta dolar AS, diterbitkan oleh 108 emiten.
Sementara itu, surat berharga negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 95 seri dengan nilai nominal Rp 1.952,23 triliun dan 200 juta dolar AS. Selain itu terdapat Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak delapan emisi senilai Rp 3,45 triliun.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan bahwa tren pertumbuhan ekonomi nasional menjadi salah satu faktor yang memicu jumlah emisi obligasi terus meningkat. "Data ekonomi kita bagus, obligasi yang merupakan salah satu produk pasar modal juga diminati pasar," katanya.