REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mendorong pasar modal dengan harapan akan mampu berada sejajar dengan perbankan di Tanah Air. Hal tersebut diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Nurhaida saat ditemui di kediaman Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, Kemarin (26/6).
"Kita upayakan jadi semua bisa berimbang," ujarnya. Pasar modal merupakan model pembiayaan yang sebenarnya sangat cocok untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur yang berjangka panjang. Apalagi di tengah gencarnya upaya pemerintah Indonesia membangun infrastruktur.
Sementara model pembiayaan melalui Perbankan membutuhkan waktu jangka pendek. Untuk itu, pihaknya mendorong kebutuhan pembiayaan infrastruktur menggunakan model pembiayaan pasar modal, bukan perbankan.
Dengan begitu, kebutuhan dana untuk pembiayaan infrastruktur dan kebutuhan investor untuk bisa berinvestasi dengan hasil baik bisa berjalan beriringan. "Nah untuk itu, pasar modal betul-betul didorong," kata dia.
Diakui Nurhaida, tren pasar modal cukup membaik karena indikator-indikator mengalami kenaikan sejak 2012 atau lima tahun terakhir. Bahkan indeks beberapakali menembus rekor tertingginya meski akhirnya turun lagi karena ada aksi profit taking yang adalah wajar di sektor pasar modal.
Namun, naiknya indeks tersebut mengartikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat. "Artinya upaya-upaya dan terobosan kita yang cukup banyak, membuahkan hasil," kata dia.
Kendati demikian, pihaknya juga tetap menjaga pertumbuhan sektor perbankan agar tidak stagnan. Setidaknya, pasar modal dan perbankan dapat berdiri mendekati sejajar.