REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir sedikit lebih tinggi pada Jumat (16/6) atau Sabtu (17/6) pagi WIB), karena para investor membeli ketika harga jatuh setelah penurunan selama dua hari sebelumnya.
Harga minyak mengalami kerugian dalam dua sesi terakhir, dengan minyak AS dan minyak mentah Brent mencapai level terendah dalam enam bulan, di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global. Meskipun pada Jumat (16/6) mengalami kenaikan moderat, harga minyak masih membukukan penurunan mingguan keempat berturut-turut.
Di bidang data, produksi minyak AS masih meningkat, karena jumlah rig yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak naik enam rig menjadi 747 rig dalam minggu ini, menurut data yang dikeluarkan oleh perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (16/6). Ini menandai peningkatan jumlah rig AS selama 22 minggu berturut-turut.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, naik 0,28 dolar AS menjadi menetap di 44,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, naik 0,45 dolar AS menjadi ditutup pada 47,37 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.