Senin 05 Jun 2017 21:47 WIB

Bulog Terapkan Serap Jual untuk Bawang Merah

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan pihaknya sudah menjalankan tugas untuk menyerap bawang merah petani sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan. "Penyerapan jalan terus dan Bulog siap menyerap berapapun sesuai kualitas dan harga yang ada," kata Djarot, usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/6).

Di satu daerah sentra produksi, menurut dia, Bulog bisa menyerap bawang merah yang dihasilkan 10-20 hektare lahan pertanian. Namun begitu, Djarot menyebut pihaknya masih terkendala oleh masalah keterbatasan kapasitas. Ia menyebut kapasitas serapan Bulog tidak besar karena perusahaan pelat merah tersebut belum memiliki gudang berteknologi mutakhir yang dapat membuat bawang merah dapat bertahan lebih lama. "Kalau menyimpan butuh teknologi canggih yang bisa mengontrol atmosfer, kita belum punya. Sehingga kalau disimpan secara tradisional risikonya tinggi."

Karena itu, menurut Djarot, Bulog menerapkan mekanisme serap jual demi menghindari risiko bawang putih busuk akibat terlalu lama disimpan. Harga bawang merah di tingkat petani saat ini tengah anjlok ke harga Rp 11 ribu per kilogram dari harga normal Rp 15 ribu per kilogram. Anjloknya harga ini disebabkan oleh pasokan bawang merah yang berlimpah di sejumlah daerah. Karena itu, untuk melindungi petani, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Bulog menyerap bawang merah yang diproduksi petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement