REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya mengonsumsi protein, bukan hanya daging. Sebab, yang dibutuhkan oleh tubuh protein bukan hanya daging.
Upaya swasembada protein terus didorong mengingat Indonesia kaya akan telur, daging ayam yang telah ekspor ke Papua Nugini dan Jepang, juga ikan. Bahkan kandungan protein pada ikan mencapai 17 persen.
"Nggak ada orang sakit dilarang makan ikan, orang sakit ada yang dilarang makan daging," ujarnya, Senin (5/6).
Kendati demikian, pemerintah tetap berupaya memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat. Selain daging segar, pihaknya meminta masyarakat turut mengonsumsi daging beku.
Daging kerbau beku asal India kini bisa dinikmati sebagai salah satu sumber protein hewani dengan harga terjangkau. Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menjual daging kerbau beku tersebut seharga Rp 60 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh lebih murah dari daging sapi segar yang mencapai Rp 120 ribu per kilogram.
Amran menyampaikan selain harganya yang lebih murah, daging beku jauh lebih higienis dan termasuk makanan premium. "Itu high class, tapi kita berikan ke rakyat Indonesia," ujarnya.
Ia melanjutkan, restauran dan hotel berbintang menggunakan daging beku dari importir sebagai bahan baku masakannya. Itu artinya, kata dia, daging beku merupakan makanan premium yang terjangkau bagi masyarakat.
Sebenarnya upaya untuk menghentikan impor daging terus dilakukan seiring dengan mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Namun, perlu menyelesaikan satu per satu permasalahan komoditas pangan. Tahun ini Kementerian Pertanian mencoba menyelesaikan jagung setelah tahun lalu berhasil mengatasi penghentian impor beras.
"Tahun depan bawang putih karena tidak bisa bersamaan, karena angaran terbatas, tim kita terbatas semua terbatas. Insya Allah kita bisa," ujar dia.