Senin 05 Jun 2017 12:22 WIB

Wapres JK Bahas Investasi Infrastruktur dengan Sumitomo Mits

Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melakukan pertemuan dengan pimpinan Sumitomo-Mitsui Banking Cooperation (SMBC) di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, pada hari ini, Senin (5/6). Pertemuan keduanya akan membahas persoalan investasi pembangunan infrastruktur.

Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi untuk Jepang Rahmat Gobel mengatakan pertemuan akan dilakukan dengan Presiden dan tiga pimpinan SMBC, yakni CEO SMBC Makoto Takashima, Wakil Kepala Perbankan Internasional Regional Asia Shosuke Mori, dan Manajer Umum Departemen Pengembangan Bisnis Kimoto. "Saya belum bisa 'confirmed', tapi hampir pasti soal kereta api cepat Jakarta-Surabaya," kata dia.

Investasi SMBC di Indonesia dalam pembangunan infrastruktur yang paling menonjol saat ini adalah pembangunan Mass Rapid Transport (MRT) di Jakarta, di samping proyek pelabuhan dan bidang pembiayaan korporasi swasta. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2016, Jepang menjadi penanam modal asing terbesar kedua dengan realisasi investasi 4,5 miliar dolar AS, sementara investor terbesar pertama adalah Singapura.

Terkait pembangunan infrastruktur kereta api cepat Jakarta-Surabaya, Ketua Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi mengatakan pihak Indonesia dan Jepang sedang melakukan studi kelayakan proyek kereta kecepatan menengah Jakarta-Surabaya. "Semua berjalan sesuai rencana," kata Sofyan.

Dalam pertemuan dengan SMBC, Wapres didampingi Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi untuk Jepang Rahmat Gobel, mantan duta besar RI untuk Jepang dan mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Kepala Sekretariat Wapres Mohammad Oemar, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto, dan Ketua Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi.

Setelah melakukan audiensi dengan SMBC, Wapres akan melayani wawancara dengan majalah Nikkei Asian Review dan televisi Nikkei CNBC Japan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement