Rabu 31 May 2017 08:11 WIB

BTN Ingin Pimpin Bank Syariah BUMN Hasil Merger

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Perbankan syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republka
Perbankan syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah berencana membentuk dua bank badan usaha milik negara (BUMN) syariah melalui merger anak usaha syariah empat bank BUMN. Apabila dimerger, Bank Tabungan Negara (BTN) mengaku ingin menjadi pemimpin dalam bank yang akan dikonsolidasi tersebut.

Adapun empat bank yang akan dimerger yakni anak usaha Bank Negara Indonesia (BNI) yakni BNI Syariah dengan Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Negara (UUS BTN). Sedangkan anak usaha Bank Mandiri yakni Bank Syariah Mandiri (BSM) akan dimerger dengan anak usaha Bank Rakyat Indonesia Syariah yaitu BRI Syariah.

Merger keempat bank tersebut disesuaikan oleh core business masing-masing bank, BTN dan BNI Syariah yang fokus pada bisnis perumahan, serta BSM dan BRI Syariah yang fokus pada ritel.

Menurut Direktur Keuangan BTN, Iman Nugroho Soeko, apabila rencana merger dengan BNI Syariah berjalan, BTN menegaskan keinginannya untuk menjadi pemimpin dalam bank hasil konsolidasi tersebut. Sebab, dalam bisnis perumahan, saat ini UUS BTN masih menjadi unggulan di perbankan syariah.

BTN juga menjadi bank pertama yang akan menerbitkan instrumen investasi syariah Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipatif (EBAS-SP) yang melakukan sekuritisasi dana dengan underlying Asset pembiayaan KPR iB nonsubsidi.

"Jadi nanti kita yang menjadi lead. Makanya itu (penerbitan EBAS-SP) juga pembelajaran. Kalau kita sudah duluan nanti orang-orang kita bisa take lead (di bank syariah merger)," ujar Iman saat ditemui di Menara BTN, Jakarta, Selasa (30/5) sore.

Namun, rencana tersebut belum dapat terealisasi dalam waktu dekat. Iman mengaku bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai merger UUS BTN dengan BNI Syariah.

"Pembicaraan detail belum. Kita tunggu holding keuangan dulu," katanya.

Iman menjelaskan, pembentukan holding BUMN keuangan nantinya akan memperjelas arahan bagi rencana- rencana terkait sektor jasa keuangan BUMN. Meskipun ada roadmap, tetapi rencana pada roadmap tersebut masih dapat berubah dan belum pasti apabila holding belum terbentuk.

Direktur Utama BNI, Ahmad Baiquni mengatakan bahwa sejauh ini wacana tersebut belum dijalankan. Menurutnya, Kementerian BUMN masih mempertimbangkan untuk mencari partner bank syariah internasional yang akan membantu proses merger tersebut.

"Ya, saat ini masih dicari (bank syariah internasional)," ujar Baiquni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement