Kamis 25 May 2017 13:42 WIB

RI-Swiss Perluas Kerja Sama Sektor Manufaktur

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia meminta kepada sejumlah pimpinan perusahaan asal Swiss untuk meningkatkan investasi sekaligus bermitra dengan pengusaha di dalam negeri. Hingga saat ini, industri Swiss yang telah ada di Indonesia antara lain sektor farmasi dan kosmetika, olahan susu, makanan dan minuman, serta permesinan.

“Kami telah meminta agar mereka terus ekspansi karena seiring pemerintah Indonesia mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi yang dapat memudahkan untuk menjalankan bisnis,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (25/5). 

Pemerintah Indonesia telah bertemu dengan pimpinan perusahaan asal Swiss beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak berdiskusi mengenai upaya untuk menghilangkan hambatan dari sisi regulasi maupun produksi dari masing-masing sektor industri. Misalnya pembahasan daftar negatif investasi dan mendorong tingkat kandungan lokal pada bahan baku. 

Lebih lanjut, Pemerintah Indonesia telah menjalankan peraturan tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar Perusahaan Secara Simultan Bagi Perusahaan Perdagangan. Aturan ini memudahkan pelaku usaha karena aplikasinya dapat dilakukan secara online dan simultan. Kedua dokumen tersebut dapat terbit dua hari setelah aplikasinya dilengkapi.

Pada Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 11, Pemerintah Indonesia berkomitmen memacu pembangunan industri farmasi dan alat kesehatan. Aturan ini termasuk pemberian insentif fiskal untuk perusahaan yang melakukan bisnis di bidang farmasi serta mendapatkan fasilitas perdagangan bebas di dalam negeri. 

“Industri ini membutuhkan pasokan bahan baku yang kontinyu, seperti gula.Tentunya kami akan membedakan gula untuk industri dengan yang untuk konsumsi di dalam regulasinya nanti,” kata Airlangga. 

Di samping itu, Indonesia-Swiss telah sepakat bekerja sama di bidang pendidikan vokasi industri yang menerapkan model Dual Vocational Education and Training (D-VET) system. Dalam hal ini, Kemenperin menyiapkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan industri saat ini sekaligus untuk menghadapi era Industry 4.0.

Duta Besar Swiss untuk Indonesia Yvonne Bauman mengapresiasi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Hal ini akan membuat pelaku industri Swiss turut berperan dalam pengembangan potensi ekonomi di Indonesia sehingga pertumbuhannya bisa lebih tinggi. 

Yvonne juga mengakui, Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup menggiurkan karena dengan jumlah penduduk yang besar. Apalagi, peringkat investment grade yang diberikan S&P dipercaya akan mendongkrak aliran dana investasi asing ke Indonesia.

“Wajar, jika banyak negara tertarik untuk menjalin kerja sama, termasuk Swiss,” ujar Yvonne. 

Hingga saat ini, sebanyak 150 perusahaan Swiss telah beroperasi di Indonesia dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 60 ribu orang. Yvonne berharap Swiss dapat terus menjadi mitra usaha bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Kementerian Perindustrian mencatat, dalam empat tahun terakhir, investasi Swiss di Indonesia telah mencapai 4,5 miliar dolar AS. Pada 2015, nilai perdagangan Indonesia-Swiss sebesar 1,7 miliar dolar AS atau meningkat tajam sebanyak 124 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan, kinerja ekspor Indonesia ke Swiss sebesar 1,07 miliar dolar AS dan impor Indonesia dari Swiss sekitar 0,63 miliar dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement