REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan mengakui salah satu catatan penting yang terus dicari solusinya adalah alokasi gas. Ia mengatakan sebagian produksi gas tanah air belum memiliki pembeli.
Jonan menerangkan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, prioritas alokasi gas disalurkan untuk pembangkit listrik. Kementerian ESDM mengatur harga gas untuk pembangkit listrik mulut sumur sebesar 8 persen dari harga minyak nasional (Indonesian Crude Price/ICP).
PGN Dapat Pasokan Gas 37 BBTUD dari ConocoPhillips
"Mudah-mudahan dengan ini industri KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama-red) yang produksi gas bisa lebih baik dan lebih fokus, karena pembelinya ada. Saya kira PLN-nya juga ikut senang," ujar mantan Menteri Perhubungan itu, dalam konferensi pers, pada IPA Convention and Exhibition 2017, di Gedung JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (17/5).
PLN, kata dia, mengaku kesulitan membangun PLTG dan PLTU lantaran belum mendapatkan alokasi gas. Dengan pengembangan pembangkit listrik di mulut sumur, menurutnya meminimalisasi permasalahan tersebut.
"Banyak daerah yang sangat jauh dari sumber energi primer lain, bisa banyak menggunakan gas," kata Jonan.
Pada forum IPA kali ini, ada penandatanganan enam kesepakatan jual beli gas. Kesepakatan ini diperkirakan menyumbang penerimaan negara sebesar 5 miliar dolar AS.