Senin 15 May 2017 22:52 WIB

Pengusaha Galangan Kapal Berharap Program Tol Laut Berlanjut

Red: Ilham
Tol Laut. ilustrasi
Tol Laut. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pengusaha galangan kapal di Batam, Kepulauan Riau, berharap pemerintah terus melanjutkan program tol laut. Tol laut dianggap mampu menggairahkan industri pembuatan kapal.

"Program tol laut yang saat ini dijalankan pemerintah secara langsung mampu menggairahkan pembuatan kapal, yang akan berdampak bagi penyerapan tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian daerah," kata Marketing Executive PT Bandar Abadi, Andi Baso, Senin (15/5).

Akibat adanya program tol laut, maka banyak industri galangan kapal yang memperoleh pesanan kapal melalui lelang terbuka dari Kementerian Perhubungan. Salah satu proyek pembangunan kapal perintis oleh Kementerian Perhubungan yang diharapkan selesai sampai akhir Desember 2017 adalah pembuatan kapal kontainer sebanyak 15 unit.

Andi mengatakan, perusahaannya memenangkan lelang pembuatan satu dari 15 kapal kontainer yang dilelang oleh Kementerian Perhubungan pada Agustus 2015. "Syarat yang diajukan oleh Kementerian Perhubungan untuk memenangkan lelang pembuatan kapal kontainer memang sangat ketat seperti jumlah tenaga ahli yang dimiliki harus mencukupi. Saat itu kami memang terkendala memiliki tidak banyak tenaga ahli, sehingga hanya memenangkan pembuatan satu kapal kontainer 100 teus," katanya.

Project Manager PT Bandar Abadi, Benediktus Telaubun mengatakan, setelah memenangkan tender dan menandatangani kontrak pembuatan kapal kontainer pada 22 Desember 2015, mereka langsung membuat kapal sesuai spesifikasi yang disyaratkan oleh Kementerian Perhubungan. Hasilnya, katanya, saat ini pembuatan satu kapal kontainer yang diwajibkan sudah selesai 67 persen dan diharapkan bisa selesai keseluruhan awal Juli 2017.

"Jadi, sebelum target yang diberikan Kemenhub pada akhir 2017 sudah harus selesai, bisa kami selesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan mengingat September sudah bisa kami kirim ke pemerintah," katanya.

Dia mengatakan, sebenarnya perusahaannya yang memiliki luas lahan 38 hektare mampu membuat 15 kapal kontainer seperti yang diminta Kemenhub. Tapi karena pada saat itu ada sejumlah persyaratan yang tidak dimiliki, maka hanya bisa memenangkan pembuatan satu kapal kontainer.

"Kalau sekarang perusahaan diminta membuat 15 kapal kontainer kami mampu dan siap karena sejumlah persyaratan yang diminta pemerintah seperti sejumlah tenaga ahli pembuatan kapal, kami sudah punya," kata Benediktus.

Sejak berdiri 2006, perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 100 persen tersebut sampai sekarang sudah bisa membuat sekitar 276 kapal, baik untuk memenuhi permintaan perusahaan lokal maupun asing seperti dari Malaysia dan Singapura. Kapal yang sudah dibuat antara lain kapal tanker minyak, kapal pandu, kapal kontainer, serta melakukan reparasi kapal.

Kementerian Perhubungan dalam rangka menyukseskan tol laut rentang kurun waktu 2015-2019 merencanakan menyediakan 103 kapal perintis. Pada 2015 sudah selesai tiga kapal, 2016 selesai 30 kapal, dan 2017 hingga 2019 diharapkan bisa selesai 70 kapal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement