Senin 15 May 2017 18:44 WIB

Semen Indonesia Kembangkan Model Bisnis

Rep: Frederikus Bata/ Red: Budi Raharjo
Jajaran Direksi PT Semen Indonesia Mengumumkan aksi korporasi menerbitkan obligasi, di The Ritz Carlton Jakarta Pasific Place Place, Kawasan SCBD, Jakarta,  Senin (15/5).
Foto: Republika/ Frederikus Bata
Jajaran Direksi PT Semen Indonesia Mengumumkan aksi korporasi menerbitkan obligasi, di The Ritz Carlton Jakarta Pasific Place Place, Kawasan SCBD, Jakarta, Senin (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama PT Semen Indonesia (SI) Rizkan Candra menegaskan arah korporasi tersebut tidak terbatas pada bisnis semen. Menurut dia, kapasitas bisnis PT SI kini jauh berkembang di antaranya sebagai perusahaan yang juga bergerak di dunia infrastruktur.

"PT SI bukan hanya perusahaan semen, tapi juga perusahaan building material," ujar Rizkan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/5).

Ia mengungkapkan pihaknya memiliki misi menurunkan ketergantungan bisnis dari semen semata. Sehingga perluasan pasar di dunia internasional menjadi target besar. "Kalau dulu 100 persen semen, sekarang 90:10. Sekitar 90-nya semen, sisanya non semen," tutur Rizkan.

Dalam rangka mewujudkan target tersebut, perseroan melakukan pengembangan kapasitas bisnis. Beberapa proyek yang sedang berjalan antara lain, pembangunan pabrik Rembang dan pabrik Indarung VI dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun.

 

Selanjutnya pembangunan proyek Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di Tuban yang bisa menghasilkan listrik sekitar 30,6 megawat (MW). Proyek ini juga bisa mengurangi emisi gas karbondioksida (CO2) sebesar 122.358 ton per tahun, kemudian dapat menghemat biaya operasional listrik sebesar Rp 120 miliar per tahun.

PT SI tengah menyelesaikan pembangunan Grinding Plant dan Pabrik Ground Granulated Blast Furnace Slag di Cigading. Kemudian membangun tambahan Packing Plant di Maluku Utara dan Bengkulu.  

PT SI menambah fasilitas produksi baru di Aceh dan Kupang, Nus Tenggara Timur, dengan kapasitas total 5 juta ton semen per tahun. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2020. "Kami sedang menyelesaikan Program program upgrading fasilitas lama (eksisting) untuk meningkatkan efisiensi produksi," tutur Rizkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement