Jumat 12 May 2017 09:08 WIB

Pertumbuhan Industri Ritel AS Melemah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Raksasa ritel Amerika Serikat Walmart
Raksasa ritel Amerika Serikat Walmart

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penjualan yang melemah menyebabkan kekhawatiran bagi sektor ritel di Amerika Serikat (AS), dan dapat mendorong investor melepas saham mereka. Sejumlah department store di AS mengalami penurunan penjualan pada kuartal I 2017, diantaranya Macy's yang mengalami penurunan 4,6 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Penurunan tersebut membuat saham Macy's yang juga memiliki Bloomingdales turun 17 persen pada Kamis (11/5).

Penurunan juga dialami oleh Kohl's sebesar 2,7 persen dan Nordstrom turun 0,8 persen. Saham keduanya turun mendekati 8 persen, sedangkan saham Sears merosot hampir 10 persen. Tak hanya itu, Hudson's Bay Co yang memiliki rantai departement store Saks Fifth Avenue ikut mengalami penurunan penjualan sebesar 2,9 persen.

"Ini adalah tantangan yang tidak biasa untuk ritel, terutama untuk toko berbasis mal. Kita tahu bahwa perubahan yang kita lihat ini tiak bersifat siklus," ujar Chief Executive Macy's Jeff Gennette dilansir BBC News, Jumat (12/5).

Beberapa analis mengatakan, penurunan penjualan department store menunjukkan adanya pelemahan dalam belanja konsumen yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Selain itu, perubahan pola belanja konsumen ke transaksi penjualan online juga ikut menyumbang penurunan penjualan di department store.

Nordstrom memiliki lebih dari 340 jaringan toko di AS dan Kanada. Sekitar seperempat dari penjualan Nordstorm didorong oleh transaksi online. Sementara itu, Macy's akan memperkenalkan format toko baru pada tahun depan. Perusahaan tersebut memperkirakan penurunan penjualan akan terjadi sepanjang 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement