Kamis 11 May 2017 22:40 WIB

Program Inklusi Keuangan Indonesia Diapresiasi Dunia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
 Para pelajar SD antre untuk menabung dengan tabungan Simpel (simpanan pelajar) pada mobil keliling Bank BRI yang ada di bazaar Inklusi Keuangan Untuk Rakyat, Sabtu (29/10) di lapangan Palembang Trade Center (PTC). (Republika/Maspril Aries)
Para pelajar SD antre untuk menabung dengan tabungan Simpel (simpanan pelajar) pada mobil keliling Bank BRI yang ada di bazaar Inklusi Keuangan Untuk Rakyat, Sabtu (29/10) di lapangan Palembang Trade Center (PTC). (Republika/Maspril Aries)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Program inklusi keuangan Indonesia yang dijalankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama sejumlah kementerian dan lembaga diapresiasi oleh dunia internasional. Melalui beragam program tersebut OJK mendapat penghargaan Global Inclusion Award 2017 mengungguli program inklusi keuangan berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.

"Program inklusi keuangan sudah menjadi program internasional dan OJK bersama sejumlah kementerian dan lembaga dinilai sudah menjalankannya dengan baik sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai," kata Muliaman D Hadad dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu, (10/5). Ia mengatakan, penghargaan itu diberikan oleh Child and Youth Finance (CYFI) dan kelompok Negara G20 bekerjsama dengan Pemerintah Jerman sebagai penyelenggaran G20 tahun ini.

Pada The Global Inclusion Awards 2017, Indonesia berhasil mengalahkan India dan Pakistan. Juri menilai Tanah Air telah menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat lewat Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 82/2016.

Muliaman mengatakan, ditargetkan pada 2019 target inklusi keuangan mencapai 75 persen. Dengan target peningkatan literasi keuangan per tahun sebesar dua persen. "Sampai akhir tahun ini,  indeks inklusi bisa mencapai 60 persen. Sisanya nanti kita usahakan sampai 2019," tutur Muliaman. Dia menjelaskan ada tiga aspek keberhasilan program inklusi keuangan Indonesia berdasarkan penilaian juri.

Pertama, Indonesia mengembangkan strategi literasi dan inklusi keuangan dengan beragam pendekatan yang mempertimbangkan prioritas sasaran, siklus kehidupan, wilayah geografis, dan demografi. Kedua, Indonesia pun mampu membangun sinergi positif dalam rangka implementasi SNKI dan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) OJK bersama kementerian atau lembaga terkait.

Ketiga, Indonesia turut memastikan program inklusi keuangan agar berdampak positif secara luas, terukur, serta berkelanjutan. "Ke depan OJK akan terus aktif menjalankan SNKI agar target bisa tercapai," kata Muliaman.

Berdasarkan hasil Survei Nasional, Literasi, dan Inklusi Keuangan OJK pada 2016 tercatat indeks literasi sebesar 29,7 dan indeks inklusi 67,8 persen. Angka itu meningkat dibandingkan hasil survei pada 2013 sebesar 21,8 persen untuk indeks literasi dan 59,7 persen untuk indeks inklusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement