REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang Ramadhan, harga berbagai kebutuhan pokok mulai meningkat. Namun, Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar Abdul Muis mengatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan stok tiga bahan pokok menjelang Ramadhan yakni, beras, daging, dan gula pasir. Karena, ketersediaan tiga kebutuhan pokok itu mencukupi.
Saat ini, stok beras di Bulog mencapai 283 ribu ton atau cukup untuk delapan bulan mendatang. "Stok beras ini, tersebar di 53 gudang bulog," ujar Abdul Muis kepada wartawan, Rabu petang (10/5).
Sedangkan daging sapi, kata dia ketersediaan di ruang pendingin atau cold storage saat ini mencapai 2.000 ton. Kemudian, gula pasir sebanyak 6.000 ton. Bahkan, Bulog Jabar pun telah mengajukan permintaan bawang putih ke pusat sebanyak 20 ton.
"Untuk mengendalikan harga, sepekan sebelum Ramadhan, kami akan gelar Operasi Pasar (OP) besar-besaran di seluruh Jabar," katanya.
Abdul Muis mengatakan, seluruh sub divre di kabupaten/kota di Jabar akan bekerja sama dengan Polda Jabar yang memerintahkan semua Polresnya untuk menggelar pasar murah. "Kami akan gerakan semua elemen untuk menstabilkan harga berbagai komoditas ini," katanya.
Untuk OP beras, kata dia, akan dialokasikan sampai harga stabil sehingga jumlah stok yang akan dikeluarkan tak dibatasi. Karena stok beras yang saat ini ada disiapkan untuk OP.
Abdul Muis berharap, setelah OP harga gula pasir bisa menjadi Rp 12.500 per kg di tingkat konsumen. Untuk daging di tingkat bulog dijual Rp 80 ribu per kg. Daging yang dijual tersebut merupakan daging impor.
"Daging dibekukan itu bagus karena sudah mati bakterinya. Jangan salah paham," katanya.
Upaya lain yang dilakukan ntuk mengantisipasi kenaikan harga, kata Abdul Muis, adalah dengan mempercepat penyaluran program Beras Masyarakat Sejahtera (Rastra) untuk tiga bulan. Ini dilakukan, agar harga jual beras jadi terkendali karena kebutuhan masyarakat semuanya sudah tercukupi.
Percepatan penyaluran rastra ini, kata dia, lebih efektif daripada OP. Karena, secara volume, rastra jauh lebih besar daripada OP, yaitu sebesar 33 ribu ton per bulan. Sedangkan OP, volumenya hanya sekitar 10-20 ton.