Senin 08 May 2017 10:52 WIB

Toko Ritel Modern Jateng Jual Sembako Lebih Mahal dari Batas Harga

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Bisnis Ritel. Ilustrasi
Foto: Antara
Bisnis Ritel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan menemukan sejumlah toko ritel modern lokal yang berada di Jawa Tengah belum mematuhi kebijakan satu harga sembako. Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antarlembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Eva Yuliana mengatakan, dari hasil pemantauan di Kabupaten Klaten ditemukan sejumlah toko ritel modern masih menjual komoditas pangan dengan​ harga yang lebih mahal dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.

Pemantauan itu dilakukan di antaranya di Toko Sami Laris, Toserba Laris, dan Swalayan Mitra. "Untuk komoditas minyak goreng rata-rata masih dijual dengan harga di atas Rp 11.000 per liter," ujar Eva, lewat keterangan pers tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (8/5).

Adapun untuk gula pasir, baru sebagian toko ritel modern lokal yang sudah menjual dengan harga Rp 12.500 per kilogram. Karenanya, Eva mengimbau agar semua toko ritel modern untuk tidak mengambil margin yang terlalu tinggi dan mematuhi kebijakan satu harga untuk gula pasir, minyak goreng dan daging beku.

Kendati penerapan kebijakan satu harga sembako belum merata, Kementerian Perdagangan menjamin pasokan stok pangan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri. Eva mengatakan, dari hasil pemantauan stok di gudang Bulog subdivre Klaten, tercatat ada stok beras sebanyak 13.255 ton yang mampu memenuhi kebutuhan Kabupaten Klaten selama 6-10 bulan. Sedangkan stok gula tercatat ada 749 ton.

“Klaten merupakan salah satu lumbung yang banyak memasok barang pokok, seperti beras ke berbagai daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, pengendalian stok merupakan prioritas utama karena akan berdampak tidak hanya pada Klaten, tapi juga Jawa Tengah dan nasional,” tutur Eva.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement