REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Guntur Ciawitali, Kabupaten Garut mengalami lonjakan memasuki bulan Ramadhan. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas bawang putih.
Salah satu pedagang di Pasar Guntur Ciawitali, Sodikin (60 tahun) mengatakan kalau kenaikan harga bawang putih melonjak paling drastis. Pedagang sayur itu menyebut harga bawang putih Rp 35 ribu per kilogramnya pada bulan lalu. Namun, saat ini harga bawang putih menembus Rp 50 ribu per kilogram.
"Bukan hanya harganya yang terus naik. Pasokan barang juga sulit didapat. Akibatnya harga terus berubah setiap harinya," katanya di Garut, Ahad (7/5).
Sodikin menjelaskan bahwa kenaikan harga bawang putih sudah terjadi sebanyak tiga kali dalam sepekan belakangan. Bahkan, ia memperkirakan harga bawang putih bisa menyentuh hingga Rp 80 ribu per kg di bulan Ramadhan.
Meski demikian, harga sayur lainnya turun. Harga tomat mengalami penurunan dari Rp 8.000 menjadi Rp 4.000 per kilogram. Adapun harga kentang dari Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 16 ribu per kilogram dan kacang tanah menjadi Rp 26 ribu dari Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan harga daging ayam masih stabil sebesar Rp 28 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram.
Kenaikan harga bawang putih tidak hanya terjadi di Garut, tetapi juga di Malang dan Lampung. Sejak sepekan terakhir, harga bawang putih di Malangterus merangkak naik. Pada Ahad (7/5), harga bawang putih mencapai Rp 45 ribu per kilogram dari yang biasanya hanya Rp 32 ribu per kilogram. Namun, para pedagang tak tahu penyebab kenaikan harga tersebut.
Seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Besar Malang, Agus menuturkan selain bawang putih, bawang bombay juga ikut mengalami kenaikan harga. Bawang bombay yang biasa dijual Rp 12 ribu per kilogram kini menjadi Rp 16 ribu per kilogram.
"Sudah seperti tradisi setiap jelang Ramadhan harga-harga naik tapi nanti pekan pertama bulan puasa normal lagi," kata Agus saat ditemui Republika.co.id di kiosnya, Ahad. Kenaikan harga itu juga diikuti cabai rawit merah. Dalam tiga hari terakhir, harga cabai rawit merah merangkak dari Rp 50 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
Ia mengaku tak mengetahui apa penyebab naiknya harga bawang dan cabai tiap menyongsong Ramadhan. "Entah ada permainan tengkulak atau apa kami tak tahu karena ketika kulakan di Pasar Induk Gadang harga sudah naik," ujarnya.
Melonjaknya harga bawang membuat Agus mengurangi pasokan barang dagangan sebagai antisipasi jika pembeli berkurang. Pada harga normal, ia biasa membeli hingga 50 kilogram bawang putih per hari untuk dijual lagi. Namun belakangan ini ia hanya membeli sekitar 30 kilogram.
Dalam pengamatan Agus, kenaikan harga terjadi rata-rata pada bawang yang diimpor. Sedangkan komoditas hasil lokal seperti bawang merah cenderung stabil. "Bawang merah malah turun dari Rp 35 ribu per kilogram sekarang jadi Rp 28 ribu per kilogram," ujarnya.
Kenaikan harga bawang putih juga terjadi di pasar tradisional Kota Bandar Lampung. Kenaikan tertinggi terjadi pada bawang putih menembus harga Rp 70 ribu per kg, padahal sepekan sebelumnya masih di kisaran Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kg.
Pemantauan Republika.co.id di Pasar Pasir Gintung dan Pasar Induk Tamin, harga bumbu kebutuhan dapur mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan harga bahan pokok lainnya menjelang bulan Ramadhan mendatang. Bawang putih mengalami kenaikan harga drastis pada bulan ini menjadi Rp 70 ribu per kg. Pada bulan sebelumnya, harga bawang putih masih bertahan pada kisaran Rp 50 ribu – Rp 55 ribu per kg.
Sedangkan bawang merah juga mengalami kenaikan, tetapi belum terlalu signifikan. Pedagang menjual bawang merah Rp 30 ribu per kg, sebelumnya hanya Rp 25 ribu–Rp 28 ribu per kg. Menurut Iwan, penjual kebutuhan dapur rumah tangga di Pasar Induk Tamin, kenaikan bawang selalu terjadi menjelang bulan Ramadhan setiap tahun. Kenaikan terparah saat ini untuk bawang putih. Ia mengaku tidak mengetahui penyebabnya karena pasokan bawang putih masih lancar dan banyak. "Saya tidak tahu (penyebab) kenaikan bisa naik tinggi,” tuturnya.