Jumat 05 May 2017 01:26 WIB

Wapres: Kemajuan Ekonomi Umat Harus Didorong

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Winda Destiana Putri
Jusuf Kalla
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengapresiasi Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang telah ikut memberikan sumbangsihnya untuk kemajuan umat dan bangsa Indonesia. Menurutnya, islam di Indonesia menaruh perhatian kepada sesama manusia dan merupakan potret islam yang moderat.

"Inilah yang memberikan arti kepada kehidupan keberagaman di Indonesia dan juga kehidupan kenegaraan yang lebih damai dibanding banyak negara. Tentu juga ini merupakan jerih payah dari para ulama seperti almarhum Ibu Tuti Alawiyah. Ulama perempuan juga merupakan suatu kemajuan di Indonesia dibanding negara lain," ujar Jusuf Kalla dalam pembukaan Rakernas BKMT di Jakarta, Kamis (4/5).

Jusuf Kalla juga mengapresiasi langkah BKMT yang telah melakukan pemberdayaan ekonomi umat. Menurutnya, antara 60-70 persen aset ekonomi di Indonesia tidak dimiliki oleh umat, padahal mayoritas penduduk Indonesia beragama islam. Dilihat dari sejarahnya, perkembangan islam dimulai dari berdagang.

Orang yang pertama mendukung Rasulullah SAW untuk mensyiarkan islam adalah Siti Khadijah yang merupakan seorang pengusaha. Selain itu, para sahabat Rasulullah SAW juga banyak yang menjadi saudagar. Oleh karena itu, umat diharapkan juga dapat memajukan ekonomi bangsa dengan cara berdagang. Jusuf Kalla yang juga merupakan ketua umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau agar dalam setiap pengajian tidak hanya mengulaa tentang fikih dan hadits saja, namun juga mendorong semangat umat agar dapat mengikuti jejak para sahabat Rasulullah di bidang perdagangan.

"Jadi apabila kita melakukan itu (berdagang), maka kita melakukan sunnah Rasul, sunnah para sahabat Rasul," kata Jusuf Kalla.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina BKMT Dailami Firdaus mengatakan, Rakernas BKMT pada 2017 ini mengangkat tema mengenai peningkatan moral, pemberdayaan ekonomi, dan kepedulian sosial untuk kejayaan umat. Tema ini dinilai sangat relevan dengan kondisi sekarang, dimana dibutuhkan kerja sama untuk mencari solusi permasalahan umat dan bangsa.

Menurut Dailami, umat islam paling terkena dampak dalam permasalahan moral, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, umat islam harus menjadi yang terdepan dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Apalagi, jumlah umat islam di Indonesia sangat besar.

Di sisi lain, Indonesia juga mengalami persoalan kemiskinan yang tak kunjung selesai sehingga program untuk penanggulangan kemiskinan ini selalu membutuhkan terobosan-terobosan baru. Selain itu, dibutuhkan pula partisipasi masyarakat untuk terlibat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.

"Keterlibatan BKMT dalam meningkatkan ekonomi umat tentunya bukan dalam perspektif makro, tapi mikro dengan memberdayakan para muslimah dan melahirkan perempuan-perempuan enterpreneur yang menginisiasi UMKM dari rumah-rumah," ujar Dailami.

Melalui Rakernas BKMT ini, Dailami mengingatkan bahwa umat islam harus terus  menjaga persaudaraan, kekompakan, dan kebersamaan. Dia juga mengingatkan agar umat jangan mudah dipecah belah dengan hal-hal kecil serta jangan melepaskan masalah politik dengan urusan agama. Menurutnya, agama harus menjadi bingkai perilaku politik sehingga politik akhirnya memiliki keberpihakan kepada kebenaran dan rasa keadilan rakyat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement