Rabu 03 May 2017 16:20 WIB

Mendag Ajak Konsumen Bangga dan Cinta Produk Dalam Negeri

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Hazliansyah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berbicara pada puncak peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) bertema Gerakan Konsumen Cerdas, Mandiri, dan Cinta Produk Dalam Negeri, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/5).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berbicara pada puncak peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) bertema Gerakan Konsumen Cerdas, Mandiri, dan Cinta Produk Dalam Negeri, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masyarakat (konsumen) Indonesia harus bangga menggunakan produk buatan negeri sendiri. Sebab dengan menggunakan berbagai produk dalam negeri akan memperluas lapangan pekerjaan di tanah air.

Bangga menggunakan produk negeri sendiri juga akan mendorong pelaku usaha dalam negeri meningkatkan kualitas produk. Sehingga produk dalam negeri akan dapat bersaing dengan produk dari luar negeri.

Hal ini ditegaskan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita pada puncak peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2017, di halaman gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Rabu (3/5).

Menurut Enggartiasto, penduduk Indonesia saat ini telah mencapai hampir 258 juta jiwa dan ini menjadi potensi pasar yang luar biasa besar bagi produk-produk dalam negeri.  

Dengan jumlah penduduk yang besar ini, Indonesia jangan hanya jadi konsumen produk-produk bangsa lain semata. “Kita harus ajak anak- anak muda untuk mencintai produk- produk dalam negeri,” jelasnya.

Anak anak, lanjut Mendag, harus cerdas memilih produk bangsa sendiri, baik produk industri maupun UMKM. Mereka juga harus mendahulukan produk bangsa sendiri dan mencintai produk dalam negeri dengan menciptakan pasar potensial.

Sebab, ini menjadi kunci bagi industri dalam negeri untuk bisa berkembang. Untuk itu tidak ada jalan lain selain menjadikan masyarakat kita sebagai pasar produk sendiri dan jangan menjadi pasar produk bangsa lain.

“Sebagai kelanjutan dari terserapnya tenaga kerja, secara tidak langsung juga akan membuat pendapatan per kapita masyarakat naik dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan bangsa ini,” tegasnya.

Hal ini diamini Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menurutnya Jawa Tengah telah mewujudkan kebanggaan dan kecintaan produk negeri sendiri ini dengan mewajibkan seragam batik dan kain tenun produk lokal masing-masing daerah.

Hal ini berdampak positif bagi UKM-UKM batik maupun tenun khas daerah. “Bahkan sampai industri batik dan tenun rumahan pun ikut tumbuh karena kebijakan berbusana batik dan tenun khas ini,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement