REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memerintahkan agar harga pangan jelang Ramadhan dan lebaran tetap stabil. Sejumlah pejabat negara pun melakukan rapat koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan nanti.
"Jadi perintah presiden ini menjelang Ramadhan dan lebaran beliau (Jokowi) menginginkan ada stabilitas harga sembako jangan ada kenaikan yang memberatkan rakyat," kata Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/5).
Tito mengatakan atas perintah Presiden tersebut sehingga dilakukan rapat koordinasi serta video conference dalam membahas harga pangan dan ketersediaannya selama bulan Ramadhan hingga lebaran. Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.
Mereka juga melakukan video conference dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang tengah berada di Semarang. Serta video conference dengan dinas-dinas di daerah, jajaran Kepolisian di daerah, serta bersama wali kota dan gubernur se-Indonesia.
Tito menjelaskan inti dari rapat koordinasi tersebut adalah agar suplai bahan pangan tetap terpenuhi. Kemudian bila menemukan spekulan-spekulan nakal yang menimbun maupun memonopoli harga maka dengan tegas Polri akan mengamankan oknum tersebut.
"Masalah rantai distribusi, ada spekulan penimbun kartel monopoli dan lain-lain ini sedang kita tangani bersama. Perlu ada kekompakan dan sinergi, mudah-mudahan kita akan melakukan langkah-langkah bersama (dalam) menjaga stabilitas harga," ujar Tito