Selasa 02 May 2017 01:11 WIB

Saham Bank Syariah Mandiri Ditawarkan ke Investor Timteng

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Warga melakukan transaksi menggunakan mesin ATM Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Ahad (12/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melakukan transaksi menggunakan mesin ATM Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Ahad (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan perseroan akan melepaskan sebagian saham Bank Syariah Mandiri (BSM). Saham perusahaan anak itu rencananya akan ditawarkan ke investor Timur Tengah (Timteng) seperti Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA).

Meski begitu, bank berpelat merah tersebut menegaskan, Bank Mandiri tetap menjadi pemegang saham mayoritas (majority shareholder) di BSM. "Jadi bukan dijual, tapi membesarkan secara strategi bisnis. Kita akan arahkan ke sana," jelas Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas kepada Republika, Senin, (1/5).

Hanya saja ia mengatakan, hal itu baru rencana dan belum ada investor Timur Tengah yang berkomitmen. Dengan begitu, porsi saham yang akan ditawarkan pun belum ditentukan.

Rohan menjelaskan, sebelumnya Bank Mandiri menerapkan strategi ini terhadap beberapa anak perusahaan lainnya seperti AXA Mandiri serta Mandiri Tunas Finance. "Jaman dulu saham AXA dibeli AXA Perancis, dan sekarang AXA lebih besar. Kita ingin BSM juga begitu, agar besar kita lirik bank syariah di Timur Tengah, tapi tetap Bank Mandiri yang sahamnya dominan," tuturnya.

Dirinya menuturkan, untuk menghadapi iklim persaingan yang semakin ketat, baik dari bank asing maupun bank lokal. Maka strategi BSM harus melakukan antisipasi terobosan demi memperkuat kapablitas bisnis, akses pasar ke regional, dan penguatan permodalan jangka panjang dengan alternatif instrumen permodalan yang lebih beragam.

"Untuk itu maka langkah bermitra dengan investor yang memberikan nilai tambah tersebut menjadi salah satu opsi yang perlu dieksplorasi," ujar Rohan. Ia menyatakan, Bank Mandiri akan mengawal ini menjadi bagian dari proses membesarkan skala usaha BSM secara signifikan dengan tetap berpegang teguh identitas syariah.

Rohan menambahkan, kondisi likuiditas dan modal BSM sampai sekarang sangat baik dan terjaga. "Jadi bukan karena kesulitan likuiditas dan kekurangan modal sehingga menarik investor, tapi strategi untuk memperbesar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement