Sabtu 29 Apr 2017 05:40 WIB

Stok Daging untuk Lebaran Lebih dari Cukup

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Budi Raharjo
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) meninjau ketersediaan stok daging beku di gudang milik PT. Dua Putra Perkasa Pratama di Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jumat (28/4).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) meninjau ketersediaan stok daging beku di gudang milik PT. Dua Putra Perkasa Pratama di Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jumat (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meninjau ketersediaan stok daging beku di gudang milik PT Dua Putra Perkasa Pratama di Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jumat (28/4). Ia ingin memastikan stok daging aman untuk menghadapi puasa dan Lebaran.

Sebelum memasuki gudang penyimpanan daging beku yang bersuhu minus 23 derajat, Mendag mengenakan jaket tebal. Ia kemudian masuk ke dalam ruangan-ruangan tempat penyimpanan ribuan ton daging kerbau dan sapi beku asal India dan Australia.

Perputaran daging beku di PT Dua Putra Perkasa Pratama sendiri mencapai 3.000 ton per bulan. Presiden Direktur PT Dua Putra Perkasa Pratama Suharjito memperkirakan pada bulan puasa dan lebaran mendatang perputaran daging beku akan meningkat menjadi 5.000 ton per bulan.

Mendag menyebut, rata-rata kebutuhan daging nasional selama puasa yakni 47.000-50.000 ton per bulan. Jumlah itu meningkat sekitar 30-35 persen dari kebutuhan normal.

Usai meninjau langsung ketersediaan daging di gudang milik importir daging, Enggar mengaku tak khawatir dengan tren peningkatan permintaan​ daging selama puasa dan Lebaran. Sebab, menurutnya, stok yang ada saat ini lebih dari cukup.

"Stok di Bulog saat ini ada 38.000 ton. Kemudian stok yang tersebar di anggota Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) ada 40.000 ton. Jadi total ada 78.000 ton," papar Mendag.

Apalagi, sambung dia, Kementerian Perdagangan telah memberikan izin pada Bulog untuk mengimpor kembali 51 ribu ton daging beku dalam waktu dekat. Karena itu, Mendag yakin harga daging beku dapat tetap terjaga di angka Rp 80.000 per kilogram. "Kalau ada yang berani menaikkan harga, kita siap menggelontorkan stok yang ada," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement