REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laman Telkomsel diretas pada Jumat (28/4), dengan ditulisi keluhan tentang mahalnya tarif internet dari operator tersebut di halaman depannya. Menanggapi itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menilai itu pertanda pentinya keamanan siber.
Meski begitu, ia meminta Telkomsel untuk memperhatikan keluhan yang disampaikan peretas tersebut. "Memang terlepas itu substansinya (keamanan siber), ini menunjukkan sebetulnya concern stakeholders akan adanya jaringan internet yang tentunya lebih affordable, harganya lebih terjangkau oleh masyarakat secara umum," kata dia di Istana Wakil Presiden.
Namun, Rudiantara menambahkan bahwa hukum ada harga, ada kualitas juga berlaku dalam bisnis telekomunikasi.
"Jangan selalu berpikir, istilah saya layanan yang mendekati gratis, kalau layanan yang mendekati gratis nanti operator memelihara jaringannya bagaimana," kata dia.
Menurut dia, yang paling utama peretasan laman Telkomsel tetap harus dianggap sebagai peringatan akan pentingnya keamanan siber atau cyber security. "Jadi kalau diibaratkan kantor, ini hanya di depannya ajalah yang penting tidak ke dalam dan ini juga mengingatkan kita semua betapa pentingnya aspek cyber security," kata Rudiantara.
Menurut Menkominfo, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah keamanan siber dengan merestrukturisasi organisasi yang telah ada menjadi badan siber nasional. "Sekarang masih ditunggu perpresnya, itu yang kaitannya dengan konteks cyber security," kata dia.