REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia mencatat dua perusahaan yang melakukan penawaran penjualan saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO), Jumat (28/4). Dua perusahaan yang melakukan IPO tersebut adalah PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) sebagai emiten ke-3 di 2017, dan PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ) sebagai emiten ke-4 yang melakukan penawaran umum untuk saham dan waran.
Dengan penambahan dua emiten ini, maka jumlah perusahaan tercatat di BEI sebanyak 539 emiten. Direktur Penilaian Perusahaan PT BEI Samsul hidayat berharap, pertumbuhan perusahaan tercatat di bursa saham pada 2017 lebih baik. Hal ini karena banyak hal yang mendorong perusahan untuk melakukan IPO seperti situasi ekonomi yang baik dan persoalan perpajakan terkait amensti pajak.
''Saya kira beberapa perusahaan jadi lebih nyaman untuk IPO, karena mereka sudah menyelesaikan persoalan terkait tax amnesty. Itu salah satu driver perusahaan untuk mendorong menjadi perusahaan publik,'' ujar Samsul, usai menghadiri IPO PT Forza Land Indonesia dan PT Sanurhasta Mitra, di Kantor BEI, Jumat (28/4).
PT Forza Land Indonesia Tbk (FLI), merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan, pengelolaan dan perdagangan real estate/ property. FLI akan melepaskan sebanyak 312,5 juta saham atau 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham, dan ditawarkan pada harga Rp 220 per saham. FLI secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 437,5 juta waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 275, yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan lima saham baru berhak memperoleh tujuh tawaran.
Sementara, PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), memiliki kegiatan usaha saat ini mengelola pondok wisata melalui entitas anak perusahaan. Secara umum, kegiatan usahan perseroan adalah pengembangan properti dan perhotelan. MINA resmi melantai di BEI dengan mencatatkan seluruh saham sebanyak lebih dari 1,3 miliar saham, yang terdiri dari saham baru penawaran umum sebanyak 262,5 juta saham dengan harga penawaran Rp 105 per saham. Sementara, saham pendiri sebanyak 1,05 miliar saham.