REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham Twitter inc pada Rabu (26/4) naik hingga delapan persen. Kenaikan saham ini terjadi meski pendapatan Twitter mengalami penurunan sejak pertama kali go public.
Twitter meraup pendapatan hanya 548,3 juta dolar AS pada kuartal I 2017. Angka ini lebih kecil daripada periode yang sama tahun lalu. Twitter mencatat mengalami penurunan pendapatan delapan persen dibandingkan 2016. Twitter sempat mengalami penurunan sejak 2013, di waktu yang sama Twitter memutuskan untuk go public.
Analis Senior, Pivotal Research, Brian Wieser menilai kenaikan saham ini sebab para investor melihat peluang bisnis di media sosial. Ia mengatakan basis penggunaan media sosial mengalami pertumbuhan.
Ia mengatakan jumlah pengguna aktif harian naik 14 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan pengguna aktif bulanan naik sebanyak enam persen menjadi 328 juta pengguna twitter.
"Ini momentum yang baik ditengah kondisi negatif bagi Twitter beberapa waktu belakangan ini," ujar Brian seperti dilansir dari Los Angeles Times, Kamis (27/4).
Salah satu faktor yang mendorong Twitter mengalami peningkatan pengguna karena momen politik yang terjadi pada tahun ini di beberapa negara. Analis menilai momentum pemilihan presiden menjadikan para politikus dan masyarakatnya banyak menggunakan Twitter.
Analis Riset, Wedbush Securities, Michael Pachter menilai pengaruh pemilihan presiden di Amerika dan pengaruh Trump menjadi salah satu pendorong menambahnya pengguna twitter. "Pengguna akan lebih naik lagi, mengingat Trump juga semakin banyak menarik perhatian dengan kebijakannya," ujar Michael.
Meskipun begitu, pendapatan twitter melalui iklan menurun sebesar 11 persen menjadi 474 juta dolar AS. Twitter mengatakan penawaran iklan baru hanya mewakili sebagian kecil dari total pendapatan yang diharapkan. Twitter sudah menandatangi perjanjian dengan beberapa mitra baru dan lembaga iklan.
Saham twitter naik 1,16 dolar AS atau 7,9 persen, menjadi 15,82 dolar AS pada perdagangan hari Rabu (26/4).
Ikuti Whatsapp Channel Republika