Rabu 26 Apr 2017 21:21 WIB

Strategi Adaro Optimalkan Bisnis Logistik

Rep: Frederikus Bata/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir menjelaskan perencanan timnya menuju perusahaan yang juga bergerak di bidang logistik. Ke depan Adaro tidak hanya bergerak di usaha pertambangan, tapi juga dalam bidang logistik dan ketenagalistrikan.

Garibaldi atau yang akrab disapa Boy mengatakan dalam praktiknya bisnis logistik Adaro telah terintegrasi. Adaro memiliki pelabuhan sungai tempat bongkar muat batubara dengan jarak pengangkutan sekitar 80 kilometer dari pertambangan dengan memakai truk.

"Pelabuhan  sungainya Adaro itu pelabuhan sungai terbesar di Asia, karena bayangkan itu 52 juta ton (aktivitas bongkar muat tahunan)," tutur Boy di hotel JW Marriot, di Jakarta, Rabu (26/4).

Ia menerangkan mimpi Adaro tidak hanya sebatas perusahaan logistik batubara, tapi juga penyedia berbagai varian energi. "Kita bisa ke gas, ke LNG, ke LPG, ke Fuel. Karena memang kita sudah mempunyai fondasi yang cukup kuat," ujar Boy.

Direktur Legal Adaro, Mohammad Syah Indra Aman menjelaskan transportasi batubara lewat jalur perairan. Ada pelabuhan beserta terminal terapung. Pelabuhan-pelabuhan sungai milik adaro, kata dia, ada yang digunakan Pertamina untuk menyuplai bahan bakar.

"Jadi kalau miningnya berkembang besar, dengan sendirinya logistik juga berkembang. Setiap mata rantai aktivitas punya potensi untuk dikembangkan sendiri-sendiri," kata indra.

Selain sebagai salah satu rakasa tambang, Adaro juga bergerak di bidang ketenagalistrikan. Berbagai proyek pembangkit listrik telah digarap Adaro, di antaranya PLTU Batang dengan daya 2X1000 Megawatt. Kini perusahaan tersebut turut membagi fokus dalam mengembangkan bisnis logistik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement