Jumat 21 Apr 2017 02:31 WIB

Direktur BCA Akui Sulit Garap Segmen UKM

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Bank BCA
Foto: Republika/Wihdan
Bank BCA

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan kredit PT Bank Central Asia (BCA) mencapai 9,4 persen year on year (yoy). Dengan begitu menjadi Rp 409 triliun dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 373,7 triliun.

Hal itu berkat kontribusi dari kredit korporasi yang tumbuh hingga 17,9 persen yoy pada kuartal I 2017 menjadi Rp 152,6 triliun. Hanya saja kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) hanya tumbuh 1,7 persen yoy menjadi Rp 144,7 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengaku, memang tidak mudah bagi BCA untuk menggarap sektor UKM. "Ini paling berat karena hampir 120 bank di Indonesia ngerjain UKM. Jadi kebayang gimana tingginya persaingan penawarannya ke nasabah," jelasnya kepada wartawan, Kamis, (20/4).

Ia menuturkan, persaingan di kredit segmen UKM cukup berat. Pasalnya beberapa bank menawarkan suku bunga rendah dengan jaminan mudah. "Kalau kita nggak bisa begitu, karena kita terus jaga kualitas kreditnya. Hal itu yang membuat kita sulit bersaing di sektor ini," tambahnya.

Jahja menambahkan, persaingan penyaluran kredit di segmen korporasi dan konsumer lebih ringan karena hanya sekitar 10 sampai 12 bank di Indonesia yang menggarap sektor tersebut.

Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi mengatakan, pasar besar segmen UKM memang milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Meski ada beberapa kompetitor di segmen ini seperti Bank Danamon dan BTPN namun BRI masih menjadi pemain teratas (top player). "Sementara kalau korporasi bukan segmen tepat untuk BRI," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis, (20/4).

Ia menambahkan, luasnya jaringan yang didukung dengan BRI Satelit menjadi keunggulan BRI dalam menggarap sektor UKM dibandingkan bank lain.

Pada akhir Maret, kredit konsumer BCA tumbuh 9,4 persen yoy menjadi Rp 111,7 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 10,4 persen yoy menjadi Rp 66,1 triliun dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 7,3 persen yoy menjadi Rp 35,1 triliun. Untuk total kartu kredit, pada kuartal pertama tahun ini tumbuh Rp 10,5 triliun atau tumbuh 10,7 persen yoy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement