REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita memastikan harga murah untuk gula, minyak goreng curah dan daging beku bukan agenda musiman yang berlaku sesaat. Hal itu ia katakan menyusul antusiasme warga yang berbondong-bondong memborong sembako ke toko-toko ritel.
Karena antusiasme yang besar itu, menurut Mendag, penjualan di gerai ritel mengalami peningkatan yang tajam. "Satu toko baru hari kedua penerapan sudah naik 20 persen," ujar Enggar, pada wartawan di Jakarta, Rabu (19/4).
Oleh sebab itu, ia menyebut saat ini produsen dan distributor tengah berusaha menyesuaikan suplai dengan permintaan. Sebab, produsen yang biasa memproduksi minyak dan gula dengan kemasan premium misalnya, kini harus menjual dengan kemasan sederhana agar produk tetap dapat dijual dengan harga eceran tertinggi yang telah disepakati bersama antara pemerintah dengan pelaku usaha.
"Ini membutuhkan waktu, tapi sudah ada jaminan bahwa pasokan aman," tutur Mendag.
Seperti diketahui, sejak 10 April lalu, Kementerian Perdagangan telah menetapkan harga eceran tertinggi di gerai ritel modern untuk tiga komoditi pangan, yakni gula (Rp 12.500 per kilogram), minyak goreng (Rp 11 ribu per liter) dan daging beku (Rp 80 ribu per kilogram). Menteri Enggar mengatakan, harga untuk tiga komoditi tersebut akan berlaku hingga September mendatang.
"Setelah itu akan kita evaluasi, ada kemungkinan harganya turun lagi," kata Enggar.
Enggar mengatakan, berdasarkan hasil konsultasi yang dilakukan pihaknya dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), diketahui bahwa toko ritel modern memegang peran sebagai price leader alias pemimpin harga. Karenanya, jika harga di gerai ritel modern tinggi, maka harga di pasar tradisional akan mengikuti.