REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Pengusaha Alumni (HIPA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akan menyelenggarakan Musyawaran Nasional pada Sabtu (22/4) medatang. Pada hajatan organisasi yang menaungi para pengusaha alumni ITS ini, akan dipilih ketua umum baru. “Tanpa terasa kepengurusan HIPA ITS masa bakti 2014-2017 telah berakhir,” ujar Ketua Umum HIPA ITS Kristiono di Jakarta, Selasa (18/4).
Menurut dia, sesuai amanat Munas 2014, pengurus telah berupaya melaksanakan program kerja dengan baik. Program kerja yang dijalankan antara lain inventarisasi anggota, sosialisasi ke berbagai elemen pemangku kepentingan, mengisi kuliah tamu di kampus, kerja sama dengan lembaga inkubator bisnis kampus, serta menyelenggarakan secara reguler forum bisnis dan focus group discussion (FGD).
HIPA ITS juga telah berupaya memfasilitasi beberapa inisiatif bisnis bersama anggota. “Tentu saja masih banyak kekurangan dan hal yang belum dikerjakan dalam periode kepungurusan kami,” kata Kristiono, yang juga Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) ini.
Dia berharap kepengurusan yang akan datang dapat lebih meningkatkan dan menyempurnakan program yang sudah berjalan sebelumnya. “Sejumlah nama pengusaha ITS sudah mulai muncul untuk dicalonkan menjadi ketua umum baru,” kata dia.
Kristiono menjelaskan, keberadaan pengusaha sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan sebuah negara. “Makin besar jumlah pengusaha, maka peluang negara tersebut makin maju juga makin besar,” ujarnya.
Dia menjelaskan, jumlah wirausaha di Indonesia telah meningkat. Tetapi jumlahnya masih perlu terus ditingkatkan. Pemerintah telah menargetkan jumlah wirausaha dibandingkan penduduk mencapai empat persen.
Saat ini, jumlah wirausaha dibanding total penduduk mencapai 3,1 persen. Peningkatan yang cukup karena jumlah pengusaha beberapa tahun sebelumnya hanya 1,67persen.
Meskipun mengalami peningkatan, rasio jumlah wirausaha di Indonesia masih di bawah negara tetangga. Singapura misalnya, telah mencapai tujuh persen, Malaysia lima persen, dan Thailand empat persen.
Karena itu, Kristiono mengatakan, butuh penguatan kultur kewirausahaan di tengah masyarakat. Kultur kewirausahaan yang kuat akan membantu munculnya wirausaha yang tangguh. ”Kehadiran HIPA antara lain adalah ingin memperkuat kultur kewirausahaan tersebut,” tuturnya.
Menurutnya, masyarakat Indonesia kebanyakan masih berkultur konservatif dalam konteks kewirausahaan. “Kultur ini antara lain seperti gampang takut gagal jika berwirausaha,” ujarnya. HIPA ITS menilai penting perbaikan kultur ini.
Sekretaris Jenderal HIPA ITS Adi Prasetya menambahkan, organisasinya terus berupaya mengadakan kegiatan yang dapat mensinergikan bisnis di antara para alumni. “Semua kegiatan HIPA ITS diharapkan dapat menyebarkan virus-virus jiwa kewirausahaan,” ucapnya.
Melalui cara tersebut, diharapkan jumlah wirausaha akan meningkat. “Dengan demikian, HIPA berharap dapat berkontribusi dalam mencapai target pemerintah untuk meningkatkan jumlah pengusaha,” ucap Adi. Karena itulah, Munas HIPA ITS 2017 akan mengambil tema “Penguatan Kultur Kewirausahaan dalam Membangun Wirausaha yang Tangguh.”
Bidang bisnis yang digeluti alumni ITS bervariasi. Mulai dari bisnis kuliner, hingga bisnis berbasis teknologi. Beberapa bisnis yang dijalankan alumni ITS, yang sudah cukup dikenal masyarakat antara lain Coffe Toffe, Kebab Baba Rafi, Bakso Cak Eko, dan Mobil Fin-Komodo.
Ketua Panitia Munas HIPA ITS Thonthowi Dj menjelaskan, kegiatan Munas akan didahului dengan sharing session bussines, yang akan disampaikan oleh Chairman CT Corp Chairul Tanjung. “Kegiatan akan dilakukan di Ballroom Niffaro Park (belakang ITS Tower), Pasar Minggu, Jakarta Selatan,” tuturnya.
Munas HIPA ITS akan diikuti sekitar 300 pengusaha alumni ITS. “Kegiatan akan berlangsung sejak pukul 09.00 hingga pukul 17.00,” ucap Thonthowi.