Jumat 14 Apr 2017 12:01 WIB

Warga Ring I Bersyukur Pabrik Semen Rembang Boleh Beroperasi

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Lokasi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kecamatan, Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Lokasi pabrik PT Semen Indonesia (Persero) di Kecamatan, Gunem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Adanya ‘lampu kuning’ operasional pabrik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah membuat warga yang berada di ring I pabrik semen ini sedikit lega. Sebab harapan bakal menggeliatnya kembali perekonomian warga kembali membuncah.  

Sejak, penghentian aktivitas di lokasi pabrik Rembang beberapa waktu lalu, sejumlah usaha warga di ring I sangat terdampak, setelah banyak pekerja di pabrik semen yang dirumahkan. “Akibatnya usaha warga mengalami kevakuman hampir tiga bulan,” ungkap Suharti (48), warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Jumat (14/4).  

Semenjak ada proyek pembangunan pabrik semen Rembang ini, ia mengaku mendapatkan berkah dari usaha ketering dan laundry. Hasilnya cukup lumayan untuk membantu menambah penghasilan, di luar aktivitas rutinnya sebagai guru Taman Kanak- Kanak (TK) di Desa Tegaldowo.

Semen Indonesia Siap Beroperasi Tanpa Menambang di Rembang

Namun masih adanya aksi penolakan hingga aktivitas pembangunan pabrik dihentikan, usahanya sangat terdampak. Karena banyak pekerja yang dirumahkan, kedua usaha jasanya tersebut praktis berhenti.

Hal ini diamini oleh Sri Wahyuni (34), warga Desa Tegaldowo lainnya yang membuka usaha kantin di lingkungan pabrik semen Rembang ini. Menurutnya, keberadaan pabrik telah memberinya kesempatan ibu-ibu rumah tangga di wilayah desa ring I seperti dirinya untuk menambah pendapatan keluarga.

Ia mengaku sebelumnya hanya ibu rumah tangga yang mencari pendapatan tambahan dengan membuka warung kecil- kecilan di rumah dengan omset tak lebih dari Rp 60 ribu per hari. Semenjak ada pembangunan pabrik semen Rembang, ia diberikan kesempatan untuk mengisi salah satu kantin pabrik hingga saat ini.

Selama aktivitas pembangunan pabrik berjalan, saya bisa mendapatkan omset hingga Rp 2 juta per hari dari kantin pabrik semen ini. Dari yang awalnya belum punya rumah, saat ini ia bisa membeli lahan dan membangun rumah sendiri.

Namun saat aktivitas pekerja di pabrik semen Rembang ini dihentikan, omsetnya pun turun tajam. “Kami bersyukur, kalau pabrik sudah bisa produksi, harapannya aktivitas kantin juga bisa kembali seperti semula,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement