Senin 10 Apr 2017 19:50 WIB

Dongkrak Pariwisata, BKPM: Pemerintah Harus Naikkan Budget Airlines

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Maman Sudiaman
Menteri BUMN Rini Soemarno dan Presiden Director AP II Muhammad Awaluddin ketika melakukan kunjungan ke Bandara Internasional Supadio membahas rencana pengembangan Bandara.
Foto: dok.Istimewa/ Angkasa Pura II
Menteri BUMN Rini Soemarno dan Presiden Director AP II Muhammad Awaluddin ketika melakukan kunjungan ke Bandara Internasional Supadio membahas rencana pengembangan Bandara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah perlu meningkatkan anggaran untuk meningkatkan kapasitas bandara. Tujuannya jelas, untuk mendukung peningkatan iklim investasi di sektor pariwisata.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong menilai budgeting untuk airline memang harus ditingkatkan. Hal ini untuk memperbaiki dan mengupgrade bandara bandara yang menjadi tujuan wisata.

Lembong mengatakan runway yang bagus bisa menarik para pemilik maskapai asing untuk bisa melakukan penerbangan langsung ke Indonesia. Ia menilai dengan kapasitas dan landasan pacu yang memadai membuat maskapai asing lebih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"Tapi yang hemat saya akan penting itu budget airlines, itu juga butuh upgrading di bandara-bandara, meskipun runwaynya sudah bagus, terminalnya sudash bagus, sekarang kita musti lihat sistem elektroniknya di sistem navigasi, supaya pesawat itu bahkan dalam cuaca buruk masih bisa terbang," ujar Lembong di Kantor Kemenko Maritim, Senin (10/4).

Lembong mengatakan, salah satu realisasi investasi yang saat ini sedang digarap adalah dengan maskapai dari Korea Selatan. Lembong mengatakan salah satu anak usaha Korean Airlines, Cin Air sudah siap menerbangkan Boeing 737 langsung ke Lombok.

"Saya sudah dapat surat resmi dari Chairman Korean Airlines, jadi anak perusahaannya namanya Cin Air bahkan dia sudah siap terbangkan Boeing 777 ke Lombok," ujar Lembong.

Ia mengatakan untuk bisa merealisasikan investasi dari Korea ini, menurut Lembong perlu ada perbaikan pada landasan pacu. Hal ini sesuai apa yang dibutuhkan oleh pihak maskapai Korean Airlines. "Tapi perlu modifikasi di bandara, di ujung runway itu untuk pesawat segede itu bisa putar balik. RUangnya masih sempit, kemudian tadi itu sistem navigasi dan radar supaya pesawat seperti ini dalam cuaca buruk pun masih bisa terbang," ujar Lembong.

Peningkatakan jumlah kedatangan turis asing melalui pintu masuk bandara memang menjadi salah satu indikator tingkat kedatangan wisatawan mancanegara.Akses yang memdai dan fasilitas yang lengkap kemudian menjadi salah satu hal yang menjadi daya tarik.

Data BPS menunjukan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia sepanjang Januari 2017 mencapai 1,03 juta kunjungan. Jumlah ini memang naik 26,58 persen dibandingkan Januari tahun lalu. Namun, masih lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Desember 2016 yang mencapai 1,11 juta kunjungan.

Jumlah kunjungan wisman pada Januari 2017 ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui 19 pintu utama sebanyak 930,93 ribu kunjungan. Kemudian wisman yang berkunjung dari luar 19 pintu utama sebanyak 99,8 ribu kunjungan.

Jumlah kunjungan wisman regular ke Indonesia yang melalui 19 pintu utama pada Januari 2017 mengalami kenaikan sebesar 26,48 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan terjadi di sebagian besar pintu masuk utama, dengan persentase kenaikan tertinggi tercatat di Bandara Sam Ratulangi (Sulawesi Utara) yang mencapai 1.127,84 persen, diikuti Pintu Masuk Entikong (Kalimantan Barat) 138,86 persen, dan Bandara Hasanudin (Sulawesi Selatan) sebesar 125,17 persen. Sedangkan kenaikan terendah terjadi di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau sebesar 16,51 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement