Senin 10 Apr 2017 16:46 WIB

Anggaran Bibit Dinaikkan Dua Kali Lipat

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan telekonferensi dengan kelompok PKK di 9 provinsi, Senin (10/4).
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan telekonferensi dengan kelompok PKK di 9 provinsi, Senin (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian berencana meningkatkan dua kali lipat anggaran untuk pengadaan bibit pada 2018.

"Kita berikan Rp 200 miliar untuk bibit," katanya usai melakukan koordinasi melalui teleconference dengan kelompok PKK di Badan Litbang Pertanian, Senin (10/4). Ia mengatakan, anggaran untuk pengadaan bibit oleh Kementan tahun ini sekitar Rp 100 miliar.

Menurutnya, alokasi untuk bibit memiliki dampak besar. Dengan tersedianya bibit berkualitas akan menghasilkan tanaman berkualitas pula. Sehingga para perempuan Indonesia, bukan hanya yang tergabung dalam kelompok PKK dapat memaksimalkan fungsi pekarangan rumah.

Nantinya bibit tersebut akan dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan diberikan ke seluruh negeri. Amran mengatakan, bibit ini bukan hanya untuk bibit cabai melainkan bibit sayur dan hortikultura lainnya.

Berkaca dari kesuksesa gerakan tanam (Gertam) cabai, kini perempuan Indonesia diakui Amran semakin bersemangat. Menurutnya, gerakan masif menanam cabai oleh perempuan Indonesia membuat harga cabai turun menjadi Rp 36 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu per kg. Bahkan, harga cabai sempat menyentuh angka Rp 200 ribu per kg di beberapa daerah. "Kami berterimakasih kepada perempuan Indonesia," ujar dia.

Gertam cabai merupakan baguan dari pengembangan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Ini merupakan upaya agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan cabai secara mandiri sehingga tidak terjadi lonjakan permintaan dan fluktuasi harga.

Tidak hanya itu, KRPL dilakukan dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan. Pada 2017 melalui program Badan Ketahanan Pangan (BKP) mengembangkan KRPL di 1.691 desa atau kelompok di 33 provinsi dan 315 kabupaten/kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement