Jumat 07 Apr 2017 16:56 WIB

Alfamart Gandeng Produk UMKM di NTB

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pegawai membenahi rak produk UMKM di salah satu outlet minimarket Alfamart (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Seorang pegawai membenahi rak produk UMKM di salah satu outlet minimarket Alfamart (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Branch Manager Alfamart Lombok Danny Febrianto mengatakan kehadiran minimarket di suatu daerah merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi.

Danny menyampaikan, minimarket tidak saja menumbuhkan daya beli dan membuka lapangan pekerjaan, tapi juga memberikan ruang bagi pelaku UMKM lokal untuk tumbuh dan berkembang. Danny menjelaskan, kehadiran minimarket di suatu daerah sangat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari.

"Barang dari produsen bisa sampai ke tangan konsumen (end user) pasti melalui ritel termasuk minimarket. Itu sebabnya bisnis ini bisa tumbuh. Alasan lain, supply ada karena memang ada demand dari pasar," kata Danny dalam jumpa pers di Mataram, NTB, Jumat (7/4).

Dia melanjutkan, peritel nasional juga menjadi tempat bergantung para produsen di Tanah Air mengingat menjadi jaringan pemasar produk-produknya sehingga bisa dinikmati langsung oleh konsumen. Dengan adanya ragam minimarket di suatu daerah, lanjut Danny, masyarakat mendapatkan kemudahan jangkauan berbelanja dengan pilihan harga yang wajar.

Selain itu, dari sisi benefit bagi pelaku UMKM, kata Danny, perusahaan memberikan ruang untuk berjualan di halaman toko dengan harga sangat terjangkau serta memberi kesempatan kepada home industry untuk menjadi pemasok produk Home Brand Private Label (HBPL).

Danny menyebutkan, saat ini, terdapat lebih dari 200 pemasok produk-produk HBPL yang berasal dari UMKM secara nasional. "Di wilayah NTB, Alfamart juga menjual produk UMKM lokal seperti telur ayam negeri, Beras 69, Beras Cap Ikan, Kopi 555, air mineral Narmada, Minyak Oles Bokashi, Madu Hutan Sumbawa hingga permen susu cap Kerbau Perah hingga Kopi Berkah," ucap Danny.

Danny melanjutkan, dalam beberapa waktu ke depan, akan ada 10 item produk UMKM Lombok Barat yang akan dijual di toko. Danny menilai, Alfamart juga bersinergi dengan pelaku UMKM dalam bentuk pembinaan pedagang warung atau toko kelontong melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA) dan pelatihan manajemen ritel modern.

Danny menambahkan, keuntungan menjadi pedagang binaan Alfamart, para pelaku UMKM bisa memesan barang dengan fasilitas antar gratis oleh tim Member Relations Officer (MRO). "Selain itu, mereka juga mendapatkan potongan harga spesial. Tujuan pemberian harga khusus ini agar pedagang bisa menjual kembali barang itu dengan harga yang kompetitif," lanjut Danny.

Selain itu, bagi anggota pemilik warung yang beruntung, kata Danny, bisa mendapatkan dress up warung cuma-cuma setiap bulan melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA). Hingga akhir Maret 2017 tercatat 850 orang anggota atau pedagang binaan di wilayah NTB.

Melalui donasi konsumen, sepanjang 2016 perusahaan secara nasional juga telah menyalurkan 20 ribu paket bantuan sosial, 10 ribu pasang sepatu sekolah, 35 ribu paket perlengkapan sekolah, 60 unit rumah layak huni, hingga 10 ribu kacamata gratis.

Danny mengatakan dari sisi penciptaan lapangan kerja industri ritel merupakan industri padat karya mengingat membutuhkan cukup banyak tenaga kerja. Untuk satu minimarket saja, kata Danny, membutuhkan rata-rata delapan personel toko. Kebutuhan tersebut belum termasuk kebutuhan karyawan yang ditempatkan di kantor pusat dan kantor cabang Alfamart yang tersebar di Indonesia.

"Misalnya ada penutupan 10 toko saja bisa berdampak pada pengangguran hingga 80 orang," ujar Danny.

Danny menuturkan, hingga akhir Maret 2017, Alfamart di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menyerap sedikitnya 2.200 orang tenaga kerja, di mana 98 persennya merupakan warga NTB.

Danny melanjutkan, Alfamart juga terus menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah terkait regulasi dna izin pendirian Alfamart. Dari 10 kabupaten/kota yang ada di NTB, tercatat ada 200 gerai Alfamart di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa, dan Sumbawa Barat. Untuk empat kabupaten/kota lain di Lombok Utara, Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Dompu, dia katakan, sedang dalam proses komunikasi terkait perizinan.

Danny menegaskan, Alfamart memastikan mematuhi regulasi yang diterbitkan pemerintah daerah. "Kami berharap semua pihak mampu melihat bisnis ini tidak dengan sebelah mata. Ada sederet kontribusi yang diberikan, untuk itu kami berharap pemda juga bisa mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif melalui regulasinya," kata Danny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement