Kamis 06 Apr 2017 15:37 WIB

Soal Tuduhan Dumping AS, Ini Klarifikasi Menlu Retno Marsudi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi
Foto: Antara/Andika Wahyu
Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan, tidak ada nota resmi dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait tudingan yang ditujukan kepada negara-negara yang menjadi penyebab defisit neraca perdagangan AS. Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang menyebabkan defisit perdagangan AS.

Terkait hal ini, Pemerintah Indonesia telah melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan duta besar AS untuk Indonesia. "Setiap kali ada isu muncul kita selalu komunikasi dengan mereka, jangankan isu yang sangat kelihatan, isu-isu yang kecil saja kita selalu diskusi," ujar Retno di Jakarta, Kamis (6/4).

Menurut Retno, AS mempunyai waktu selama 90 hari untuk melakukan kajian masing-masing produk. Retno menambahkan, bagi Indonesia, suatu hubungan harus saling menguntungkan dan ada aturan-aturan internasional dalam bidang perdagangan yakni WTO.

Hubungan perdagangan antar negara ini harus dilihat secara komprehensif, dan pemerintah akan melakukan rapat koordinasi untuk membahas hal tersebut yang dipimpin oleh menteri koordinator bidang perekonomian.

Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) harus melakukan introspeksi diri terhadap kegiatan perdagangannya, terutama untuk ekspor. Hal ini menyusul dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS yang mencapai 50 miliar dolar AS.

Indonesia menjadi salah satu negara yang disebut dalam daftar negara-negara penyebab defisit perdagangan AS. "Kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mereka mahal, dia tidak bisa mengatakan kalau Indonesia curang, jadi Amerika harus introspeksi dirinya kenapa barangnya mahal," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4).

Jusuf Kalla menjelaskan, Indonesia tidak pernah memaksa Amerika untuk membeli barang-barang dari Tanah Air. Amerika membeli barang-barang dari Indonesia karena memiliki kualitas yang baik dan murah. Sebagai negara kapitalis selama ini Amerika selalu menyodorkan perdagangan bebas, namun sekarang mereka malah menyesalkannya.

"Kan ini fair trade karena itu kan dijamin oleh WTO, kalau dikatakan curang bagian mana yang curang," kata Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement