Selasa 04 Apr 2017 16:15 WIB

Wapres: AS Harus Introspeksi Diri

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ilham
 Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengatakan, Amerika Serikat (AS) harus  introspeksi diri terhadap kegiatan perdagangannya, terutama untuk ekspor. Hal ini menyusul dengan pernyataan President AS Donald Trump yang memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggung jawab atas defisit perdagangan AS yang mencapai 50 miliar dolar AS.

Indonesia menjadi salah satu negara yang disebut dalam daftar negara-negara penyebab defisit perdagangan AS. "Kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mereka mahal, dia tidak bisa mengatakan kalau Indonesia curang, jadi Amerika harus introspeksi dirinya kenapa barangnya mahal," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Selasa (4/4).

Jusuf Kalla menjelaskan, Indonesia tidak pernah memaksa Amerika untuk membeli barang-barang dari Tanah Air. Amerika membeli barang-barang dari Indonesia karena memiliki kualitas yang baik dan murah. Sebagai negara kapitalis selama ini, Amerika selalu menyodorkan perdagangan bebas, namun sekarang mereka malah menyesalkannya.

"Kan ini fair trade karena itu kan dijamin oleh WTO, kalau dikatakan curang bagian mana yang curang," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, banyak negara yang mengalami defisit, namun perdagangan global memegang prinsip yang adil. Barang-barang Amerika memiliki harga yang tinggi sehingga Indonesia tidak membeli barang dari Negeri Paman Sam tersebut. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Cina, Meksiko, dan Kanada.

Jusuf Kalla menyebut, ekspor Indonesia ke Amerika selain oil and gas yakni garmen, alas kaki, dan juga mesin-mesin. Sedangkan impor Indonesian dari Amerika yakni pesawat boeing, mesin-mesin dan listrik.

"Kalau terjadi begitu Amerika harus introspeksi kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mereka mahal," ujar Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement