Kamis 30 Mar 2017 13:07 WIB

BEI: Perusahaan Ajukan IPO Bertambah Setelah Amnesti Pajak

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nur Aini
 Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengungkapkan, perusahaan yang mengajukan penawaran penjualan saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal terus bertambah seiring dengan berjalannya program amnesti pajak. Sebab, kata dia, perusahaan yang telah mengikuti amnesti pajak memiliki keyakinan untuk membuka laporan keuangan mereka.

''Ini cukup berhasil, sekarang ini di pipeline kami ada 22 perusahaan yang akan IPO ya. Jadi bertambah terus,'' kata Samsul, di Kantor BEI, Jakarta, Kamis (30/3).

Menurut Samsul, melihat dari transaksi di bursa saham, dana yang masuk cukup banyak. Meski ia tidak bisa memastikan dana tersebut sebagian besar hasil dari repatriasi. Ia mengungkapkan, transaksi di IHSG terus bertambah sampai Rp 7,5 triliun per hari. Bahkan, ia memprediksi jumlah transaksi di pasar modal mencapai Rp 8 triliun hingga akhir 2017.

Ia juga berkeyakinan target 35 perusahaan yang IPO tahun ini tercapai. Ia mengatakan, semestinya 22 perusahaan yang akan IPO sudah melantai di bursa semester I tahun ini, atau awal semester 2.

Perusahaan yang sudah mengantre di BEI tersebut terdiri dari beberapa sektor, seperti properti, perhubungan, ritel, dan lainnya. ''Ada yang masuk lagi. Nanti kan mencatatkannya, dan harus proses di sini (BEI) lalu OJK. Mudah-mudahan tercapai,'' ucapnya.

Baca juga: Kemenkeu Klaim Capaian Amnesti Pajak Lebihi Target di Periode III

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement