REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Mandiri berharap layanan perbankan online 'Mandiri Online' yang baru diluncurkan dapat menjadi penopang bisnis perseroan. Dengan begitu dapat berkontribusi ke pendapatan non komisi (Fee Based Income/FBI) perusahaan.
VP Group Head Electronic Banking Bank Mandiri Rahmat Broto Triaji menyatakan, tahun ini Mandiri Online ditargetkan dapat berkontribusi sebanyak Rp 600 miliar terhadap FBI. "Tahun lalu kontribusinya Rp 300 miliar," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (21/3).
Ia menambahkan, secara keseluruhan kontribusi e-banking terhadap FBI sebesar 12 persen atau sekitar Rp 2,5 triliun pada 2016. Ditargetkan pada 2017 bisa mencapai Rp 3 triliun.
Rahmat berharap, seluruh nasabah Bank Mandiri bisa segera beralih menggunakan Mandiri Online. Ia bahkan menegaskan, layanan tersebut memiliki tingkat kemanan berlapis sehingga nasabah tidak perlu khawatir. "Keamanan menjadi faktor sangat penting. Kita sangat jaga untuk Mandiri Online, pengamanannya sudah dilakukan sejak customer mendaftar Mandiri Online ke kantor cabang," tutur Rahmat.
Dirinya menyebutkan, saat mendaftar, nasabah wajib membawa KTP, kartu debit, paspor, dan lainnya. Nasabah juga harus memberikan nomor ponsel aktifnya yang nantinya akan diverifikasi. Aprroval Mandiri Online bisa pula lewat ponsel sehingga tidak perlu membawa token ke manapun.
Berdasarkan catatan perseroan, per Desember 2016, jumlah pengguna Mandiri Internet dan Mandiri Mobile mencapai 7,9 juta pengguna. Sedangkan dengan total frekuensi transaksi 1,11 miliar dan volume transaksi sebesar Rp 287 triliun.