REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Joni Martinus membantah kabar amblesnya jalur kereta api KM 110 di kampung Cisuren Desa Mekargalih, Jatiluhur, Purwakarta mencapai 50 cm. Joni mengakui jalur tersebut terjadi penurunan rel tetapi hanya 5 cm.
"Ini kebetulan saya di lokasi jadi ingin kami luruskan. Jadi benar bahwa di jalur kereta km 110 antara Stasiun Cigamea dan Sukatani terjadi amblesan turun tapi hanya 5 centimeter saja," kata Joni saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/3).
Menurutnya, amblesnya jalur kereta akibat cuaca ekstrem yang sedang terjadi. Di mana hujan yang turun membuat tanah menjadi rawan ambles. Meski demikian, Joni mengaku pihaknya sudah langsung menangani amblesnya rel sepanjang 40 meter tersebut. Yaitu dengan pemadatan kembali landasan di bawah rel. "Pihak kami langsung menangani. Relnya kita angkat terus kita kasih batu balast. Jadi landasannya dipadatkan. Kemarin satu jam sudah langsung tertangani. Makanya saya langsung ke lokasi untuk memastikan," ujarnya.
Joni menegaskan tidak ada perjalanan kereta yang terganggu akibat kejadian tersebut. Joni mengatakan pihaknya langsung menangani perbaikan rel. "Tidak ada perjalanan kereta yang terganggu di kedua arah termasuk selama penanganan juga," katanya.
Menurutnya walaupun mengalami penurunan rel, kereta masih bisa lewat. Namun selama penanganan kecepatan kereta diturunkan dari 55 km per jam menjadi 20 km per jam dengan alasan keselamatan.
Saat ini pun lalu lintas kereta sudah berjalan lancar seperti biasanya. Selain KM 110, ia menyebutkan KM 99 antara Stasiun Purwakarta dan Stasiun Cibungur juga rawan ambles. Ia pun menambahkan petugasnya selalu siaga 24 jam untuk mengantisipasi terjadinya pergerakan tanah.