Senin 13 Mar 2017 08:14 WIB

Indonesia Mengaktifkan Kembali Kerja Sama Dagang dengan Cile

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor-impor (ilustrasi)
Ekspor-impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia membidik kerja sama dagang dengan Amerika Latin dengan mengaktifkan kembali perundingan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC CEPA).  

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan, Pemerintah Indonesia dan Pmerintah Cile sepakat untuk melaksanakan perundingan putaran kedua Trade in Goods (TIGs) IC CEPA pada 13-14 Maret 2017 di Jakarta.

"Cile merupakan penghubung atau hub dalam menerobos pasar kawasan Amerika Latin dengan GDP perkapita 12,9 ribu dolar AS dan interkonektivitas yang lebih baik dengan negara-negara lainnya," kata Iman dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (13/3).

Putaran kedua ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut pertemuan bilateral menteri perdagangan Republik Indonesia dan menteri luar negeri Cile di sela-sela APEC Minister Responsible for Trade (MRT) Meeting pada November 2016 di Lima, Peru. Kedua Menteri saat itu sepakat untuk mereaktivasi perundingan setelah sebelumnya diselenggarakan pada 23-24 Mei 2014 di Santiago, Cile. 

Perundingan putaran kedua akan mengadopsi pendekatan incremental (bertahap), yaitu fokus pada perundingan TIGs atau perdagangan barang. Perundingan akan dibagi ke dalam 4 Kelompok Kerja/Working Group (WG) yaitu WG on TIGs, WG on Rules of Origin (ROO) and Customs Procedures (CP), WG on Legal Issues, dan WG on Cooperation. 

Iman menambahkan, Cile merupakan negara yang cukup proaktif dalam kebijakan perdagangan internasional karena memiliki 28 FTAs dan Partial Preferential Agreements (PPA) dengan lebih dari 60 negara. 

"Negara negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam telah terlebih dahulu merasakan manfaat perjanjian perdagangan dengan Cile. Dengan IC CEPA ini Indonesia akan segera berada dalam koridor yang sama dalam persaingan di pasar Cile,” kata Iman.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Cile pada 2016 sebesar 227,15 juta dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia sebesar 143,81 juta dolar AS atau menurun 2,4 persen. Sedangkan impor sebesar 83,34 juta dolar AS atau menurun 52,06 persen.

Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Cile adalah alas kaki, otomotif, produk turunan sawit, seperti margarin dan minyak sayur. Sedangkan impor utama Indonesia dari Cile adalah tembaga dan pakan ternak ikan. Walaupun tahun lalu Indonesia mencatat surplus, namun tren perdagangan dalam lima tahun terakhir (2012-2016) mengalami penurunan sebesar 12,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement