REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Domino's Pizza tengah mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan pada awal tahun 2017. Ini karena rival terberatnya, Pizza Hut, menawarkan harga lebih murah sehingga mampu menarik lebih banyak konsumen yang cenderung tengah berhemat. 

Chief Executive Domino's Pizza, David Wild, menyebut Pizza Hut sangat agresif dalam menawarkan harga lebih murah di saat masyarakat tengah khawatir akan kenaikan harga-harga. "Konsumen sudah mengetahui adanya kenaikan harga bahan bakar. Sekarang mereka khawatir harga makanan akan semakin mahal," ujar Wild, seperti dikutip The Guardin pada Jumat (10/3). 

"Studi yang kami lakukan menunjukkan bahwa konsumen tidak khawatir akan jaminan pekerjaan, tapi mereka khawatir pada kenaikan harga-harga barang," katanya menambahkan. 

Selama sembilan pekan pertama 2017, penjualan Domino's Pizza turun 1,5 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kondisi tersebut kemudian berdampak pada jatuhnya saham perusahaan pizza tersebut. Pada Kamis (9/3), saham Domino's Pizza merosot 16 persen. 

Namun begitu, Wild menyebut bahwa saham perusahaannya sempat naik di dua pekan terakhir. "Harga saham memang naik dan turun. Saya pikir kami harus lebih berhati-hati lagi agar saham tidak terjun lebih dalam." 

Wild mengatakan Domino's akan melanjutkan ekspansi bisnis dengan membuka sedikitnya 80 gerai baru di Inggris Raya yang dapat membuka 3.000 lapangan pekerjaan. Ia juga mengumumkan akuisisi Domino's atas Dolly Dimple's, perusahaan pizza terbesar nomor tiga di Norwegia yang dibeli seharga 4 juta euro. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika