REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta melakukan penandatangan Nota Kesepahaman Bersama (NKB) dengan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk terkait pengerjaan fase kedua dengan rute Bundaran HI - Ancol Timur yang rencananya akan mulai dilakukan pada 2019. Presiden Direktur MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan kerja sama ini untuk meningkatkan fasilitas masyarakat, termasuk akses masyarakat menuju kawasan Ancol, supaya lebih mudah dan terjangkau.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, akan memberikan alokasi lahan kepada MRT Jakarta untuk pengembangan stasiun dan depo di kawasan tersebut. "Perluasan wilayah ini akan mengubah gaya hidup menggunakan transportasi publik dan memberi manfaat sebesarnya bagi masyarakat Jakarta dan wilayah penyangga," ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Jumat (3/2).
Provinsi DKI Jakarta merupakan sarana transportasi cepat massal atau Mass Rapid Transit (MRT) yang akan menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta. Saat ini pengerjaan MRT telah mencapai 65 persen, di mana struktur bawah tanah telah selesai 80 persen, sementara struktur layanan sendiri telah selesai 50 persen. Upaya percepatan penyelesaian proyek dilakukan agar MRT Jakarta dapat beroperasi pada 1 Maret 2019.
Pada fase pertama, panjang jalur Lebak Bulus - Bundaran HI adalah 16 kilometer dan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Total tempuh 30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali. Fase kedua Bundaran HI - Ancol Timur sepanjang 13,5 kilometer rencananya akan mulai dibangun pada 2019 dan dapat beroperasi pada 2021. Fase ketiga Cikarang - Balaraja sepanjang 87 kilometer akan mulai dibangun pada 2020.
"Diharapkan pembangunan di fase ini akan selesai pada 2024 - 2027," kata dia.