REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sumatra Barat (Sumbar) boleh jadi bakal mendapatkan suntikan dana invetasi dari Arab Saudi bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke Indonesia, 1-9 Maret 2017. Secara keseluruhan, dana investasi yang bakal digelontorkan diperkirakan sekitar 25 miliar dolar Amerika Serikat.
Investasi yang bakal dilakukan Arab Saudi meliputi sektor migas, pariwisata dan perumahan. Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H) Kementerian Pariwisata Riyanto Sofyan memperkirakan dari jumlah yang akan diinvestasikan, paling tidak 40 persennya akan menyentuh sektor wisata. "Karena hasil yang didapatkan dari investasinya lebih cepat ketimbang migas dan perumahan," kata Riyanto Sofyan, Rabu (1/3) di Jakarta.
Lagi pula, dia mengatakan, sektor pariwisata memberikan manfaat lebih ketimbang industri lainnya. Juga, banyak turunan usaha yang bisa digarap seperti suplai makanan, ekonomi kreatif, kerajinan tangan dan sebagainya. "Itu semua kan bernilai ekspor, bernilai dolar dan barangnya tidak harus keluar karena turis yang datang ke sini. Sehingga, kalau dilihat dari manfaat, pariwisata bisa jadi lokomotif pembangunan ekonomi," ujar Riyanto.
Sumbar sudah mengantongi tiga gelar dalam ajang World Halal Tourism Award tahun lalu. Daerah itu memenangi penghargaan dalam kategori World’s Best Halal Culinary Destination, World’s Best Halal Destination dan World’s Best Halal Tour Operator. “Melihat hal itu, Sumbar sebenarnya memiliki potensi wisata halal yang besar. Pengembangan yang dilakukan di daerah tersebut juga relatif lebih mudah,” tutur Riyanto Sofyan.
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Oni Yulfian mengaku siap mengakomodasikan rencana Raja Salman menanamkan modal di Negeri Kerajaan Pagaruyung itu. "Kami siap memasilitasi karena investasi itu membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat setempat, minimal mereka butuh tenaga kerja," kata Oni Yulfian kepada Republika di Jakarta, Selasa (28/2).
Oni mengatakan, investasi yang bakal dilakukan Arab Saudi itu nantinya bakal digunakan untuk memajukan sektor pariwisata halal. Sumbar memang tengah menggencarkan potensi sektor wisata halal di daerahnya.
Oni mengungkapkan, saat ini pemda tengah gencar melakukan sosialisasi terkait potensi wisata halal kepada masyarakat lokal. Kementerian pariwisata, dikatakannya, tengah menanamkan konsepswisata halal, peluang dan apa yang harus dilakukan terkait wisata tersebut. “Standarisasi dan sertifikasi juga terus dikejar kepada pelaku usaha. Ini untuk memberikan jaminan terkait lokasi wisata yang memenuhi syariat Islam,” papar Oni.
Oni mengatakan, Sumatera Barat menyimpan potensi wisata yang luar biasa. “Tidak hanya dari sisi keindahan wisata alam tapi juga melihat kekayaan budaya yang dimiliki,” tutur Oni.
Memang belum ada keterangan resmi sektor pariwisata mana yang akan diberikan suntikan dana dari Raja Arab tersebut. Oni mengatakan, melihat destinasi halal nusantara serta latar belakang investor yang berasal dari negara Muslim, wisata halal menjadi bidang relevan untuk digarap. "Investasi dari negara Muslim tentu mengarah ke yang halal, itu logikanya dan seharusnya memang begitu juga," katanya.
Oni mengatakan, kalau dana investasi itu benar jatuh ke Sumbar maka pemerintah daerah (pemda) akan melakukan perbaikan infrastruktur disejumlah lokasi. Pemda juga akan melatih masyarakat supaya mampu untuk menerima wisatawan dan siap bekerja di sektor pariwisata. "Itu kalau mereka serius pasti akan kami siapkan," katanya.