Kamis 02 Mar 2017 18:06 WIB

Sri Mulyani Heran Suplai Daging Impor Naik, tapi Harga Tetap Tinggi

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Daging Sapi Impor
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging Sapi Impor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pemerintah mencatat kenaikan realisasi impor daging beku dari tahun 2015 ke 2016 mencapai 247 persen. Sementara kenaikan impor daging sapi segar menyentuh 983 persen dan lonjakan impor jeroan beku bahkan mencapai 1.284 persen. Namun, harga daging sapi masih relatif tinggi. Di Bali misalnya, hingga Februari ini harga daging sapi terpantau masih bergerak di kisaran Rp 100 ribu per kilo gram (kg).

"Jumlah penduduk Indonesia nggak naik. Jadi kalau suplai naik sampai 3 kali lipat, mestinya harga turun. Iya kan?" ujar Sri di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (2/3).

Sri bahkan meminta jajaran Bea dan Cukai melakukan pengecekan terhadap harga daging rata-rata di Malaysia dan Singapura. Sebagai negara yang sama-sama melakukan impor daging sapi, bahkan harga daging di Indonesia masih 30-40 persen lebih tinggi dibanding di Malaysia dan Singapura. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga melaporkan adanya 12 pengusaha daging ayam dan 32 pengusaha daging sapi yang melakukan praktik kartel.

"Sehingga sebetulnya kalau KPPU bisa menemukan adanya kartel 32 perusahaan itu sesuatu yang sangat wajar," ujarnya.

Kondisi di lapangan yang membuat harga daging sapi terus melambung ini memaksa Sri memerintahkan Ditjen Bea dan Cukai untuk melakukan berbagai upaya demi melacak kepatuhan bea impor oleh pengusaha. Nantinya, seluruh aktivitas impor akan dicek kembali riwayatnya mengangkut pembayaran bea impor dan dicocokkan dengan dokumen perpajakan badan usaha.

Baca juga: Importir Daging Sapi Lakukan Kecurangan, Ini Temuan Pemerintah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement