Rabu 01 Mar 2017 10:02 WIB

Rupiah Melemah Dipicu Sentimen Negatif Global

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
 Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah 25 poin di level Rp 13. 363 per dolar AS, Rabu (1/3). Laju rupiah hari ini diperkirakan akan mengalami pelemahan lanjutan dipicu oleh sentimen negatif dari global.

Pada perdagangan Selasa (28/2), rupiah ditutup pada Rp 13.338 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rentang gerak rupiah hari ini berada di kisaran Rp 13.347 - 13. 370 per dolar AS.

Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, di saat investor menunggu pidato Trump di depan Kongres AS yakni pada Pukul 9:00 WIB, spekulasi kenaikan FFR target pada FOMC meeting tengah Maret 2017 mendatang justru naik. Hal ini merespon komentar hawkish beberapa pejabat the Fed bahwa peluang kenaikan meningkat ke 70 persen dari 50 persen menurut Bloomberg. 

"Dollar index yang sempat melemah di pembukaan, mulai kembali kuat berbarengan dengan kenaikan US Treasury yield,"ujar Rangga, Rabu (1/3).

Menurut Rangga, penguatan dollar bisa semakin intensif jika pidato Trump menekankan pada belanja infrastruktur yang besar serta pemangkasan tingkat pajak yang agresif. Adapun Rupiah sempat tertekan, tetapi akhirnya berhasil ditutup stabil di perdagangan Selasa (28/2) sore. 

"Namun, alasan untuk rupiah yang lebih lemah bertambah, melihat kembalinya penguatan dollar dan inflasi Februari 2017 yang diperkirakan naik, diperkirakan ke 3,95 persen yoy,"ujar Rangga.

Selain itu, pada pagi ini, indeks manufaktur Indonesia Februari 2017 yang kembali turun di bawah 50, menambah sentimen negatif.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement