REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) Yudhi Krisyunoro segera membentuk Satuan Tugas (satgas) yang melibatkan semua unit sebagai tim tanggap darurat bencana.
Satgas tersebut akan merespons secara cepat laporan dari pengguna jalan dalam kurun waktu 30 menit, melakukan tindakan antisipasi dini sebelum terjadi bencana dan peningkatan inspeksi terhadap lokasi-lokasi potensi rawan bencana.
Saat ini, di ruas jalan tol yang menjadi tanggung jawab PT JLJ, setidaknya ada enam titik rawan banjir. Di antaranya terowongan Cikunir 4 (Ramp 8), off ramp Cakung/KBN, off Ramp Ampera, jalur KM 44+700, KM 08+00 BSD, dan ruas Lenteng Agung-Ampera. Kamera pengawas juga ditambah di titik tersebut untuk memantau selama 24 jam kondisi lalu lintas termasuk potensi genangan.
"Memastikan lampu PJU di area rawan genangan air juga," ujar Yudhi Krisyunoro.
Ke depan, PJU atau Penerangan Jalan Umum akan diatur agar menyala lebih cepat. Saat ini PJU mulai beroperasi pada pukul 18.00. Namun mengingat kondisi yang gelap saat mendung, membuat PT JLJ men-asetting PJU pada pukul 17.00 atau satu jam lebih cepat.
Dalam kesempatan tersebut Yudhi menjelaskan, banjir yang terjadi di terowongan Cikunir 4 (Ramp 8) merupakan hal yang di luar prediksi. Sebab, biasanya, kata dia, genangan muncul akibat curah hujan tinggi, bukan luapan sungai.
Pihaknya telah melakukan upaya pengendalian arus air sungai dengan memasang tanggul penahan secara temporer dengan barrier (MCB) dan karung pasir.
"Akan ditindaklanjuti dengan pembangunan tanggul yang permanen," katanya. Diperkirakan, tanggul permanen akan selesai dalam waktu satu bulan.