REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong kontraktor memiliki spesialisasi agar lebih berdaya saing. Hal itu disampaikan Basuki saat membuka rapat pimpinan nasional (Rapimnas) gabungan pelaksana konstruksi nasional Indonesia (Gapensi).
Basuki menjelaskan, saat ini kontraktor lokal di Indonesia bekerja secara umum tanpa memiliki spesialisasi. Mereka dapat mengerjakan semua proyek mulai dari jalan, jembatan, irigasi sampai bendungan. Karenanya, apabila ada proyek jalan tol misalnya, ada ribuan kontraktor yang berminat mengerjakan.
Padahal, sambung Basuki, jika dibandingkan dengan Australia yang memiliki ruas jalan lebih panjang dari Indonesia, kontraktor yang memiliki spesialisasi membangun jalan jumlahnya tak lebih dari 20. Sehingga, kualitas jalannya pun menjadi lebih baik.
"Kalau kita kontraktornya semua general. Padahal kalau mau bersaing harus ke arah spesialis," kata Basuki, di Hotel Fairmont Jakarta, Senin (27/2).
Ia berharap ke depan para penyedia jasa konstruksi mulai mengarahkan bisnisnya agar lebih spesifik, misalnya memiliki spesialisasi jalan, irigasi atau bendungan. Saat ini, menurut Basuki, perusahaan konstruksi yang sudah memiliki spesialisasi jumlahnya tak lebih dari satu persen. Mereka memiliki spesialisasi di bidang air minum, plumbing dan las.