REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali mengatakan kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud untuk berlibur di Bali diharapkan menjadi media promosi pariwisata, khususnya bagi wisatawan dari Timur Tengah.
"Kunjugan Raja Arab Saudi ini merupakan promosi bagi Bali dan Indonesia. Hal ini akan menjadi sorotan dunia, khususnya masyarakat Arab Saudi," kata Ketua Asita Bali Ketut Ardana di Denpasar, Ahad (26/2).
Ardana mengharapkan rencana kedatangan penguasa negeri kaya minyak itu memberikan dampak luar biasa, khususnya untuk sektor pariwisata bagi wisatawan dari Timur Tengah. Ia memprediksi potensi wisata Bali akan makin dikenal oleh wisatawan dari negara-negara di kawaaan Timur Tengah.
"Bagi masyarakat Arab, kami harapkan cepat atau lambat akan merencanakan kunjungannya sebagai turis ke Bali," kata Ardana.
Terkait dengan kedatangan Raja Salman ke Bali, Asita belum mengetahui objek-objek wisata yang akan dikunjungi Raja Salman yang mengajak sekitar 1.500 anggota Kerajaan Arab Saudi itu.
Ia memprediksi sejumlah objek wisata di Kabupaten Badung dan paling jauh di Kabupaten Gianyar kemungkinan akan disasar oleh rombongan Raja Arab Saudi untuk berwisata. Kesempatan itu diharapkan menjadi angin segar bagi perluasan pangsa pasar wisatawan yang selama ini ada, seperti Cina, Australia, Jepang, Singapura, serta beberapa negara di Eropa.
Terkait dengan potensi wisatawan dari Timur Tengah, Ardana mengakui bahwa mereka merupakan pangsa pasar yang potensial untuk digarap lebih lanjut, apalagi telah dibuka rute langsung dari Doha dan Dubai.
Wisatawan dari Timur Tengah, lanjut Ardana, juga tergolong wisatawan kelas atas dengan tingkat pengeluaran rata-rata sekitar 2.000 dolar AS per orang untuk sekali kunjungan.
Ia menyebutkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara saat ini di Bali mencapai sekitar 1.300 dolar AS per orang untuk sekali kunjungan. Untuk lama tinggal, rata-rata wisatawan dari Timur Tengah mencapai tujuh atau delapan hari.