REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan akan mengubah strategi pemasaran produk-produk Indonesia di luar negeri. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemerintah akan lebih selektif dalam mensponsori kegiatan pameran. Sebab, ia tak ingin pameran hanya jadi ajang jualan musiman bagi para pengusaha lokal.
Enggar mencontohkan, dalam sebuah pameran perusahaan bisa melakukan transaksi hingga 1 juta dolar AS. Namun, setelah itu tak ada kesepakatan dagang yang diraih.
"Yang kita inginkan adalah kegiatan ekonomi dia dalam setahun. Harus ada hubungan dagang yang berkelanjutan," ucap Enggar, dalam acara konferensi pers Rapat Kerja Kemendag di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (21/2).
Selain itu, ia mengatakan, Kemendag akan melakukan evaluasi terhadap penempatan para atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang ada di sejumlah negara. Evaluasi akan dilakukan dengan melihat potensi perdagangan dengan negara yang bersangkutan. Jika dari hasil evaluasi pemerintah merasa bahwa hubungan dagang dengan negara tertentu sulit untuk dikembangkan, Enggar menyatakan pihaknya tak akan ragu untuk menutup ITPC atau memindahkan atase perdagangan yang bersangkutan.
Terkait dengan negara yang disasar, ia menyebut bahwa Presiden Jokowi telah memberikan daftar negara di pasar-pasar non-tradisional yang akan menjadi pasar baru bagi produk-produk Indonesia, antara lain Afrika, Timur Tengah, Eurasia, India, Pakistan, Sri Langka, dan Bangladesh.