REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah segera melakukan penawaran sukuk ritel SR 009 yang akan berlangsung mulai 27 Februari sampai 17 Maret 2017. Sukuk yang ditargetkan untuk investor individu ini dinilai akan laris manis.
Pengamat Ekonomi Syariah SEBI School of Islamic Economics Aziz Setiawan menilai secara umum tren pasar sukuk cukup prospektif. "Kita lihat secara historis penerbitan sukuk selalu ditunggu investor sehingga oversuscribe. Terlebih sukuk ritel spt SR 009 ini yang basis investornya sangat luas dan dapat menjangkau investor-investor kecil atau rumah tangga," ujar Aziz Setiawan pada Republika.co.id, Ahad (19/2).
Dengan imbal hasil yang lebih tinggi dan pajak yang lebih rendah dibanding deposito, kata Aziz, tentunya menjadi daya tarik yang memikat bagi investor untuk mengalihkan sebagian dananya dari bank.
Apalagi, karena masih awal tahun dan belum banyak produk investasi yang diluncurkan, ia menilai prospek sukuk ini akan sangat baik. Nantinya, banyak investor termasuk rumah tangga yang akan menempatkan kelebihan likuditasnya di instrumen tersebut.
Dengan tenor sukuk ritel yang juga tidak terlalu lama, yakni tiga tahun, juga bisa menjadi sarana investasi yang menarik. "Terlebih juga bisa dilepas ke pasar sekunder untuk memperoleh capital gain," katanya.
Aziz mengatakan, dengan penerbitan sukuk ritel berkala, termasuk untuk investor kecil diharapkan sesuai dengan tujuannya yakni untuk transformasi masyarakat dari savings-oriented society (menabung) menuju investing-oriented society (investasi).
Saat ini, ia menilai tren sukuk memang lebih bagus di ritel yang menargetkan investor individu. Sebab, investor kecil juga banyak kelebihan likuiditas terlebih memang kecenderungan pertumbuhan kelas menengah yang surplus dan mulai sadar investasi.