Jumat 17 Feb 2017 02:17 WIB

Topang Wisata, BPS Imbau Infrastruktur Daerah Terpencil Ditingkatkan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Perbatasan RI-Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat.
Foto: ISTIMEWA
Perbatasan RI-Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menilai pemerintah bisa melakukan pengembangan dan peningkatan infrastruktur di daerah terpencil di Indonesia yang ternyata menjadi destinasi wisata wisatawan asing. Dari data yang didapatkan BPS, meski di pintu masuk besar seperti daerah populer dan bandar udara yang sudah terkenal, kunjungan wisman mengalami pergeseran di beberapa daerah yang memang memiliki tujuan destinasi wisata.

Kepala BPS, Suhariyanto menilai adanya pergerakan wisman ke Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Riau dan Gorontalo menjadi salah satu bukti bahwa wisman saat ini mulai tertarik pada daerah daerah lain di Indonesia selain Bali dan Lombok yang biasanya menjadi tujuan wisata.

"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2016 terdapat 11,52 juta wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia. Angka ini meningkat dibandingkan pada periode yang sama pada 2015 yang hanya 10,41 juta wisman," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Kamis (16/2).

Ada pergerakan signifikan pada daerah lain yang sebelumnya kedatangan wisatawan mancanegaranya tak begitu banyak. Suhariyanto mengatakan di Sulawesi Utara banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi.

"Hal ini dikarekanakan sekarang sudah ada direct flight dari Sulawesi Utara ke Cina dan sebaliknya. Ini menjadi pemicu adanya peningkatan Wisman ke Indonesia," ujar Suhariyanto.

Selain Sulawesi Utara, tercatat daerah seperti Riau dan Sulawesi Selatan juga mengalami peningkatan wisman karena banyak penerbangan yang langsung menuju daerah tersebut sebagai destinasi wisata.

"Di Riau juga banyak, terus satu lagi di Sulawesi Selatan. Destinasi ini bagus, karena luas sekali, kedepan destinasi harus lebih bagus," ujar Suhariyanto.

Secara pendapatan negara, dengan meningkatkan wisman yang datang ke Indonesia, BPS mencatat terdapat peningkatan pendapatan daerah dilihat dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama inap. TPK di hotel berbintang di 27 provinsi pada Desember 2016 tercatat rata rata 56,50 persen. Sedangkan untuk lama inap tercatat rata rata 1,70 hari.

Disatu sisi, Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan peningkatan wilayah terpencil menjadi destinasi wisata juga menjadi prioritas Kementerian Pariwisata pada 2017 ini. Pitana menjelaskan, berbagai festival dihelat di beberapa daerah terpencil seperti Entikong, Atambua, Merauke dan Skow.

"Ini sejaan degan program Pak Presiden. Daerah terdepan memang harus diberdayakan secara ekonomi agar menumbuhkan perekonomian perbatasan dan meningkatkan ketahanan negara," ujar Pitana di Gedung BPS, Kamis (16/2).

Pitana menjelaskan, pada 2017 ini Kementerian Pariwisata akan tetap melakukan berbagai festival untuk menarik wisatawan datang ke daerah terpencil. Ia mengatakan, pemerataan pembangunan dan konsistensi memperkuat perbatasan menjadi salah satu kerja Kemenpar pada 2017 ini.

"Kita ini punya 92 pulau terluar, secara geografis, pulau pulau terluar ini berbatasan langsung dengan negara tetangga. Jadi sangat ekonmis untuk dikembangkan," ujar Pitana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement