Selasa 14 Feb 2017 05:19 WIB

KPR untuk Pekerja Serabutan Diluncurkan Pekan Depan

Rep: Idealisa Masyrafina / Red: Satria K Yudha
 Direktur Utama Bank BTN Maryono menyampaikan paparan kinerja per 31 Desember 2016 di Menara Bank BTN, Jakarta, Senin (13/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur Utama Bank BTN Maryono menyampaikan paparan kinerja per 31 Desember 2016 di Menara Bank BTN, Jakarta, Senin (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) segera meluncurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mikro untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di sektor informal atau pekerja serabutan. Direktur BTN Handayani menjelaskan, KPR mikro akan diluncurkan pada 24 Februari 2016 di Semarang. 

KPR mikro memiliki tiga skema, yakni kepemilikan rumah langsung atau membeli baru, kemudian pemberian kredit untuk renovasi, serta membangun di atas tanah yang dimiliki. "Jangka waktu maksimal 10 tahun dengan maksimal kredit Rp 75 juta," ujar Handayani di Menara BTN, Jakarta, Senin (13/2). 

Bagi pekerja informal yang ingin mengajukan KPR mikro, mereka diharuskan membuka tabungan minimal selama tiga bulan. Persyaratan ini dibutuhkan agar bank bisa mengetahui arus kas calon debitur. 

BTN akan bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM untuk melakukan identifikasi dari pedagang-pedagang atau anggota koperasi yang sudah mendapatkan kredit. Selain itu, pelaku UMKM yang sudah mendapatkan pelatihan dan pembinaan akan menjadi salah satu calon debitur potensial untuk KPR mikro ini. "Kita juga akan bekerjasama dengan asosiasi,"imbuhnya.

Dari sisi penarikan cicilan, kata Handayani, akan dilakukan dengan menggunakan metode Laku Pandai atau rekening ponsel. Nantinya, ketua paguyuban akan menjadi agen Laku Pandai, sehingga program ini akan menjadi jaringan infrastruktur untuk inklusi finansial yang bentuknya menabung, juga memberikan proses kredit yang sudah menabung di BTN.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, MBR terdiri dari dua yaitu yang berpenghasilan tetap dan tidak tetap. Bagi yang berpenghasilan tetap, pembiayaan untuk perumahan sudah disiapkan oleh pemerintah baik itu Program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) maupun subsidi bunga.

Sedangkan MBR dengan penghasilan tidak tetap inilah yang menurut dia perlu didukung lewat KPR mikro agar mampu memiliki rumah. Bunga KPR mikro direncanakan hanya satu digit seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang besarannya antara 7-9 persen.

"Saat ini diperkirakan potensi MBR berpenghasilan tidak tetap sebanyak 6,3 juta pekerja," ujar Maryono. 

Dengan adanya program KPR mikro ini, pertumbuhan kredit BTN ditargetkan tumbuh sebesar 21 - 23 persen tahun ini. Adapun penyaluran kredit pada tahun 2016 sebesar Rp 164,4 triliun atau tumbuh sebesar 18,38 persen secara tahunan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement